kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

ESDM klaim kapasitas EBT naik signifikan


Minggu, 29 Oktober 2017 / 13:10 WIB
ESDM klaim kapasitas EBT naik signifikan


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengklaim pencapaian tiga tahun pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla di sektor energi baru terbarukan dan konservasi energi (EBTKE) terus meningkat.

Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM, Rida Mulyana mengatakan, kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) terpasang naik signifikan. Jika pada 2014, kapasitasnya hanya 1403,5 mega watt (MW), hingga Oktober 2017 kapasitasnya telah mencapai 1.808,5 MW.

"Di akhir tahun ada tambahan dari PLTP Ulubelu 4 berkapasitas 55 MW dan PLTP Sarulla 2 110 MW," ujarnya pada paparan di Kantor Dirjen EBTKE, Jumat (27/10).

Adapun, untuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) yang pada 2014 hanya kapasitas 122,7 MW, kini kapasitas terpasangnya mencapai 259,8 MW.

Sedangkan, untuk Pembangkit Tenaga Listrik Bioenergi pada 2014 kapasitasnya sekitar 898,5 MW. Untuk saat ini, kapasitasnya tercatat sebesar 1.812 MW. Kenaikan tertinggi terjadi tahun 2015 yang tercatat menjadi 1.767,1 MW.

Kenaikan pembangkit bioenergi dari tahun ke tahun tidak signifikan, karena kebanyakan berasal dari biomassa dan biogas yang berada di perkebunan kelapa sawit.

Rida mengatakan, kendalanya kapasitas yang relatif kecil yakni 1 MW. Selain itu, ada kendala jarak pabrik dengan transmisi PLN cukup jauh sehingga tidak ekonomis untuk dikembangkan.

Pada 2017, sebanyak 1,67 juta kiloliter (KL) biodiesel terserap. Jumlah tersebut menurun jika dibandingkan tahun lalu yang sekitar 3,65 juta KL. Meski begitu, Rida optimistis pengembangan biofuel akan berjalan baik. Hal ini bisa dilihat dari bertambahnya jumlah pemasok biodiesel.

"Ini artinya investasi dan penciptaan lapangan kerja. Selain itu ada nilai tambah CPO karena bisa diserap untuk biodiesel," ujarnya.

Saat ini, kuota biodiesel diberlakukan per enam bulan. Kementerian ESDM menetapkan kuota pengadaan biodiesel bersubsidi periode November 2017 hingga April 2018 sebesar 1.407.778 kiloliter (kl). Rida mengatakan jumlah tersebut bertambah 30.030 kl dibanding periode sebelumnya.

Sebelumnya, Menteri ESDM Ignasius Jonan menegaskan, pemerintah tetap fokus untuk mengejar target bauran energi senilai 23% pada 2025 dari subsektor energi baru terbarukan (EBT), dan ditargetkan dalam tiga tahun mendatang mencapai 17% hingga 18%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×