kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

ESDM target konversi minyak tanah tuntas di 2017


Kamis, 12 Mei 2016 / 12:35 WIB
ESDM target konversi minyak tanah tuntas di 2017


Sumber: Antara | Editor: Dikky Setiawan

PALEMBANG. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (migas) Kementerian ESDM, I Gusti Nyoman Wiratmadja Puja mengatakan pemerintah menargetkan konversi minyak tanah ke gas tuntas pada 2017.

"Saat ini tinggal satu provinsi di Sumatera yang belum sempurna dalam konversi minyak tanah ke gas yakni Belitung. Untuk itu, sudah dianggarkan bantuan bagi 65 ribu rumah tangga pada tahun ini agar 2017 benar-benar tuntas," kata Wiratmadja di Palembang, Kamis (12/5).

Ia mengemukaan khusus wilayah Sumatera Bagian Selatan, sebanyak empat provinsi sudah menembus persentase 100 persen untuk konversi minyak tanah ke gas, yakni Sumatera Selatan, Lampung, dan Jambi.

Khusus di Sumsel, pemerintah sangat menggenjot dalam beberapa tahun terakhir untuk mengimbangi pertumbuhaan ekonomi di daerah ini yang terbilang tinggi.

"Karena itu pula, kuota gas di Sumsel ini dua kali lipat dari daerah lain karena memang serapannya tinggi," ucap Wiratmadja.

Untuk menjaga keberlangsungan penggunaan gas rumah tangga ini, pemerintah juga menggenjot pembangunan infrastruktur migas di Sumatera, dan provinsi lain di Indonesia.

Hal ini dilakukan karena sejauh ini hanya dua provinsi yakni Jawa Barat dan Jawa Timur yang sudah andal infrastruktur migasnya.

Sementara Sumatera Selatan masih bermasalah dengan infrastruktur transmisi, sedangkan bahan bakunya yakni gas bumi tersedia sangat melimpah.

"Pemerintah sudah menargetkan dalam 15 tahun ke depan akan dibangun pipa gas secara luas. Bukan hanya di provinsi wilayah barat tapi juga hingga ke timur Indonesia. Untuk daerah timur, karena lautnya dalam maka akan dipakai LNG skala kecil," papar Wiratmadja.

Ia menambahkan, saat ini pemerintah berupaya agar gas rumah tangga ini bisa dinikmati masyarakat agar subsidi penggunaan gas 3 kg dapat berkurang dengan signifikan.

"Harus diakui bahwa upaya yang dilakukan selama ini belum mengurangi subsidi secara signifikan," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×