kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

FIPGB: 7 Klaster Industri Belum Menerima Harga Gas Murah


Sabtu, 19 November 2022 / 17:17 WIB
FIPGB: 7 Klaster Industri Belum Menerima Harga Gas Murah
ILUSTRASI. Industri berharap pemerintah jamin pasokan gas untuk 7 klaster penerima manfaat


Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri pengguna gas bumi mendorong pemerintah untuk menjamin pasokan gas bagi para sektor industri penerima manfaat harga gas bumi tertentu.

Vice Chairman Forum Industri Pengguna Gas Bumi (FIPGB) Achmad Wijaya mengungkapkan, saat ini serapan dari sektor industri penerima harga gas US$ 6 per MMBTU terus menunjukkan tren peningkatan.

"(Perlu) jaminan suplai yang wajib dipastikan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) dan dikawal dengan kebijakan yang memadai dan tidak banyak berubah ketentuannya," jelas Achmad kepada Kontan, Senin (14/11).

Achmad mengungkapkan, kepastian ini diperlukan terutama demi menjamin situasi di tengah kekhawatiran akan situasi ekonomi pada 2023 mendatang.

Baca Juga: PLN Kerja Sama dengan Amazon Kembangkan PLTS Berkapasitas 210 MW

Di sisi lain, Achmad mengungkapkan masih ada sejumlah industri yang masuk dalam 7 klaster penerima manfaat yang belum menerima harga gas murah. Untuk itu, ia berharap pemerintah dapa mengimplementasikan harga gas khusus tersebut pada sejumlah sektor industri tersebut.

Sebelumnya, Ketua Umum Forum Industri Pengguna Gas Bumi (FIPGB) Yustinus Gunawan menyakini Presiden Jokowi bakal tetap dengan komitmen yang ada untuk mempertahankan kebijakan harga gas bumi.

"Karena (ini) terbukti efektif memulihkan industri manufaktur sehingga membantu pemulihan ekonomi selama pandemi," kata Yustinus kepada Kontan, Minggu (13/11).

Yustinus yang juga merupakan Ketua Umum Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman (AKLP) menjelaskan, saat ini pasokan gas untuk wilayah Jawa Bagian Timur mulai meningkat. Kendati demikian, pasokan untuk Jawa Bagian Barat justru mengalami penurunan.

Menurutnya, pengurangan pasokan ini berdampak pada menurunnya daya saing. Lebih jauh, laju pemulihan ekonomi pun diyakini bakal ikut tersendat.

Baca Juga: Kenaikan Harga Komoditas Pengaruhi Biaya Konstruksi PLTMH

Yustinus menambahkan, ketika alokasi gas tidak terpenuhi maka industri mau tidak mau harus membeli gas dengan harga yang lebih mahal atau di atas US$ 6 per MMBTU. Selain persoalan pasokan, Yustinus memastikan masih ada industri dalam 7 kluster penerima manfaat yang belum menerima Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT).

"Semoga mereka bisa menerima HGBT US$ 6 per MMBTU bersama dengan sektor-sektor industri tambahan agar industri manufaktur semakin kokoh menopang pemulihan ekonomi," imbuh Yustinus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×