Reporter: Filemon Agung | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Freeport Indonesia (PTFI) buka suara soal kabar adanya diskusi antara perusahaan dan Pemerintah Indonesia soal kebijakan larangan ekspor tembaga.
VP Corporate Communications PT Freeport Indonesia Katri Krisnati membenarkan kalau pihaknya kini masih terus berdiskusi dengan pemerintah.
"Benar, kami terus berdialog dengan Pemerintah dan semua pemangku kepentingan untuk mengkaji dampak jika larangan ekspor tembaga diberlakukan," kata Katri kepada Kontan.co.id, Rabu (26/4).
Katri menambahkan, pihaknya meyakini pemerintah bakal menyusun kebijakan yang mempertimbangkan seluruh aspek.
Baca Juga: Komisi VII DPR Buka Opsi Dukung Pemberian Relaksasi Ekspor Tembaga Bagi Freeport
Freeport McMoRan dalam laporan kuartal pertama 2023 menyebutkan, PTFI kini tengah melakukan diskusi dengan Pemerintah Indonesia agar ekspor dapat terus dilakukan hingga proyek smelter Manyar rampung.
"PTFI sedang bekerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk mendapatkan persetujuan untuk melanjutkan ekspor sesuai kebutuhan hingga pabrik peleburan Manyar dan Precious Metal Refinery (PMR) sepenuhnya beroperasi," dikutip dari Laporan Kuartal I 2023 Freeport-McMoRan, Selasa (25/4).
Sementara itu, holding industri pertambangan, MIND ID selaku pemegang 51,2% saham PTFI turut mendukung upaya negosiasi yang kini tengah dilakukan.
Baca Juga: Freeport Minta Relaksasi Ekspor, Ini Syarat dari Komisi VII DPR RI
Corporate Secretary MIND ID Heri Yusuf menjelaskan, pihaknya mendukung upaya peningkatan nilai tambah produk pertambangan melalui hilirisasi. Untuk itu, pihaknya mendukung PTFI merampungkan proyek Smelter Manyar yang kini tengah digarap. Selain itu, pihaknya turut mendukung upaya negosiasi antara PTFI dan Pemerintah Indonesia.
"MIND ID mendukung upaya PTFI yang berdialog dengan Pemerintah mengenai hal ini, kami percaya segala keputusan yang dijalankan nantinya tentu yang terbaik untuk bangsa ini, baik untuk hari ini maupun untuk masa depan Indonesia nantinya," kata Heri kepada Kontan.co.id, Rabu (26/4).
Sementara itu, Plh Direktur Eksekutif Indonesia Mining Association (IMA), Djoko Widajatno mengungkapkan, pandemi covid-19 memang memberikan dampak pada pelaksanaan proyek Smelter Manyar oleh PTFI.
Baca Juga: Pemerintah Indonesia dan Freeport Diskusi Perpanjangan Izin Ekspor Tembaga
Kendati demikian, saat ini total investasi untuk proyek tersebut disebut telah mencapai lebih dari 50%.Untuk itu, pemerintah dinilai perlu melakukan pembahasan dengan pelaku usaha terkait kelanjutan kebijakan larangan ekspor.
"Mekanisme sebaiknya dibicarakan dengan pelaku usaha, agar pelaku usaha masih dapat melanjutkan usaha, sehingga formulasi yang dibuat dapat diimplementasikan," terang Djoko ketika dihubungi Kontan, Rabu (26/4).
Djoko menambahkan, pembiayaan Smelter Manyar selain dari obligasi yakni juga dari penjualan konsentrat tembaga.
"Pemerintah perlu memetakan kendala yang dialami pengusaha, memeriksa langsung kemajuan pembangunan smelter," imbuh Djoko. Menurut dia, pelaksanaan proyek tetap harus dipastikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News