kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gandeng GE, Barata bidik pasar global


Rabu, 21 September 2016 / 22:01 WIB
Gandeng GE, Barata bidik pasar global


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. PT Barata Indonesia berpotensi tumbuh pesat ke depan. Pasalnya, perusahaan pelat merah ini memiliki peluang mendapat proyek-proyek besar hingga ke mancanegara.

Peluang ini datang dari rencana kerjasama  yang akan dilakukan Barata dengan perusahaan multinasional. Pada Rabu (21/9), perusahaan meneken memorandum of Understanding (MoU) dengan General Electric (GE).

Keduanya berencana melakukan kerjasama di bidang pembangkit listrik. Barata akan menjadi pemasok komponen dan menjadi bagian global supply chain bagi GE dalam pengembangan proyek-proyek pembangkit listrik. Nota kesepahaman tersebut tidak hanya mencakup pemasok komponen pembangkit listrik saja tetapi juga dalam hal perawatan dan layanan puran jual atas produk GE.

Jika MoU ini berbuahkan kesepakatan kelak, peluang Barata menjajaki pasar global semakin terbuka. Maklum, GE merupakan salah satu perusahaan besar yang memiliki proyek di berbagai negara.

Direktur Utama PT Barata Indonesia, Silmy Karim mengatakan, kerjasama tersebut merupakan startegi perusahaan dalam mewujutkan cita-cita sebagai pemain global sekaligus untuk menjalankan amanah pemerintah dalam meningkatkan komponen lokal pada pembangunan proyek pembangkit listrik di Indonesia.

"Target awal kerjasama ini untuk program pembangkit listrik 35.000 Megawatt. Namun ke depan bisa bermain di pasar global," katanya di Jakarta, Rabu (22/9).

Seperti diketahui, Kementerian BUMN telah menunjuk Barata sebagai koordinator dalam peningkatan dan pemenuhan konten lokal dalam proyek pembangkit listrik PLN di Indonesia. Proyek pembangkit listrik merupakan salah satu fokus utama yang akan dikembangkan ke depan.

Menurut Silmy, potensi bisnis yang bisa dicecap  dari program pembangkit 35.000 MW sangat besar seiring dengan upaya pemerintah mengedepankan penggunaan komponen lokal.

Sementara melalui rencana kerjasama dengan GE, maka ruang bagi Barata masuk proyek pembangkit tersebut besar. Dengan hanya mendapat 5% saja dari proyek itu Barat berpotensi mengantongi penjualan US$ 2,6 miliar.

Fokus kedua Barata ada di logistik material handling equipment seperti crane untuk pelabuhan. Dan, ketiga fokus pada pengembangan peralatan untuk mendukung industri pertanian dan pangan. Saat ini, perusahaan produsen komponen ini tengah mengikuti tender peningkatakan kapasitas produksi gula BUMN.

Ketiga tadi akan menjadi transformasi bisnis Barata ke depan. Silmy yakin, pihaknya bisa merealisasikan strategi bisnis tersebut, karena saat ini Barata memiliki pengecoran logam terbesar di Indonesia.

Tahun ini, Barata menargetkan bisa mencetak pendapatan hingga Rp 1 triliun, tumbuh dari tahun lalu yang hanya tercatat sekitar Rp 700 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×