kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Gandeng Inhutani IV, PTPN I kerjasama bangun pabrik kayu lapis


Kamis, 23 Juni 2011 / 14:18 WIB
Gandeng Inhutani IV, PTPN I kerjasama bangun pabrik kayu lapis
ILUSTRASI. Promo Transmart Carrefour 11-15 September 2020. Pengunjung berbelanja di Transmart Carrefour Cikokol Tangerang, Jawa Barat, Jumat (9/1). KONTAN/Cheppy A. Muchlis/09/01/2015


Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. PT Perkebunan Nusantara (PTPN) I berencana untuk membangun pabrik kayu lapis bekerja sama dengan PT Inhutani IV di Aceh. Nilai investasi pabrik tersebut mencapai Rp 66,51 miliar. PTPN I akan memasok kayu kelapa sawit untuk memenuhi kebutuhan bahan baku kayu lapis.

"Pabrik dengan kapasitas 27.500 m3 per tahun akan menghabiskan dana sebesar Rp 60 miliar lebih," Direktur Utama PTPN I Erwin Nasution kepada KONTAN, Kamis (23/6).

Kedua BUMN tersebut sepakat untuk mendirikan perusahaan patungan yang bernama PT Eco Plywood Indonesia (EPI) dengan masing-masing komposisi saham Inhutani IV sebesar 60% dan PTPN I 40%.

Meski demikian, untuk membangun pabrik tersebut, Inhutani IV dan PTPN I minta bantuan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) untuk menyuntikkan dana. Dari dana investasi sebesar Rp 66,5 miliar, sekitar Rp 46,55 miliar dibantu oleh PPA.

"PPA bersedia untuk menyuntikkan dana sekitar 70% dari total investasi untuk membangun pabrik tersebut," ujar Direktur Utama Inhutani IV, Mustoha Iskandar. Sisanya, dana pembangunan pabrik akan berasal dari Inhutani IV sebesar Rp 17,85 miliar dan PTPN I sebesar Rp 2,1 miliar.

Untuk memproduksi 27.500 m3/tahun, membutuhkan bahan baku limbah kelapa sawit sebesar 78.732 m3/tahun dan sisanya 18.333 m3/tahun berasal dari kayu alam. Kebutuhan kelapa sawit itu, kata Erwin bisa dipenuhi dari PTPN I sebab pihaknya akan melakukan replanting (peremajaan) tanaman sawit sebesar 19.153 hektare dalam kurun waktu 15 tahun (2011-2025).

Pembangunan pabrik tersebut akan sama-sama menguntungkan PTPN I dan Inhutani IV. Inhutani IV akan mendapatkan keuntungan menghemat tidak menggunakan kayu alam sebesar 70%. Bagi PTPN I, pabrik tersebut bakal menjadi tambang emas baru dan menaikkan kinerja keuangan perusahaan. "Selain itu juga masalah lingkungan, karena program replanting menyebabkan limbah batang sawit," tutur Erwin.

Pabrik kayu lapis berbahan bakar limbah kelapa sawit itu direncanakan mulai dibangun pada tahun ini. Pabrik yang berada di areal seluas 1,5 hektare (ha), pengerjaan konstruksinya dilakukan oleh PT Rekayasa Industri. Pabrik itu akan berdekatan dengan pabrik kelapa sawit milik PTPN I. Sehingga pabrik kayu lapis itu dijamin tak akan kekurangan pasokan bahan baku.

Demi menaikkan produksi kelapa sawit, PTPN I juga bekerja sama dengan PTPN III dan PTPN IV untuk proyek kebun kelapa sawit. Selama lima tahun (2011-2014), PTPN yang minim likuiditas ini berencana untuk membangun kebun rakyat komoditi kelapa sawit 21.200 ha dengan kebutuhan dana investasi sebesar Rp 1,44 triliun.

Tugas PTPN I adalah melakukan koordinasi dengan pihak pemerintah daerah untuk ketersediaan lahan. Sementara untuk pendanaannya akan berasal dari PTPN II dan PTPN IV.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×