kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gapki Prediksi Penurunan Produksi CPO Akibat El Nino Tak Sampai 10%


Senin, 18 September 2023 / 18:07 WIB
Gapki Prediksi Penurunan Produksi CPO Akibat El Nino Tak Sampai 10%
ILUSTRASI. Gapki Prediksi Penurunan Produksi CPO Akibat Adanya El Nino Tak Sampai 10%. REUTERS/Lim Huey Teng


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. El Nino dipastikan akan mempengaruhi penurunan produksi Crude Palm Oil (CPO) atau minyak kelapa sawit. Sebab El Nino dapat memicu musim kemarau lebih ekstrim dan suhu lebih panas, sedangkan untuk berkembang, pohon kelapa sawit per tahunnya membutuhkan air sebanyak 1.000–1.500 mm. 

Ketua Umum GAPKI Eddy Martono mengatakan terjadinya El Nino bisa dipastikan terjadi penurunan produksi CPO karena adanya keterlambatan kematangan buah. 

“Produksi akan terasa sekali turun di tahun berikutnya,” ungkapnya saat dihubungi Kontan, Senin (18/09).

Ia menambahkan, memacu produksi sawit tidak bisa dilakukan saat terjadinya El Nino tetapi harus sebelum terjadi El Nino yaitu dengan meningkatkan perawatan seperti pemupukan.

Dari pihak Gapki, ia menjelaskan para pengusaha sawit selalu memberikan penyuluhan kepada petani mitra dan binaan agar selalu dilakukannya sosialisasi sebelum datang El Nino.

Baca Juga: Hadapi El Nino, Begini Strategi Astra Agro Lestari (AALI) Menjaga Produksi

“Ya, kalau terjadi tahun ini (El Nino) karena hanya terjadi keterlambatan panen, kalau penurunan tidak sampai 10%,” ungkapnya. 

Di sisi lain PT. Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR) sebagai salah satu produsen CPO di Indonesia menyatakan El Nino yang menyebabkan musim kering yang berkepanjangan akan dapat mengurangi produktivitas kebun pada enam bulan berikutnya.

“Namun biasanya dampaknya terhadap peningkatan harga dapat terjadi lebih awal dengan asumsi tidak ada faktor lain yang mempengaruhi,” ungkap Pinta S. Chandra selaku Investor Relations SMAR saat dihubungi Kontan, Senin (18/09).

Pinta juga mengatakan musim panas yang ekstrim meningkatkan risiko terjadinya kebakaran lahan yang tidak hanya berpengaruh pada produksi CPO namun jika terjadi juga berbahaya bagi flora-fauna dan masyarakat sekitar perkebunan. Oleh karena itu, perseroan telah meningkatkan upaya monitoring untuk pencegahan kebakaran ini. 

Baca Juga: Gapki: Ekspor Minyak Sawit Indonesia ke China Bakal Tembus 7 Juta Ton

“Hal ini dilakukan tidak hanya di kebun SMART namun juga di area-area sekitar kebun. Sebagai bagian dari strategi jangka panjang,” katanya. 

Di samping itu, perseroan juga telah menjalankan program Desa Makmur Peduli Api guna membantu masyarakat setempat mencegah dan menangani kebakaran. 

“Kami juga mengimplementasikan pendidikan jangka panjang untuk mengedukasi kalangan anak-anak sekolah di sekitar kebun tentang bahaya kebakaran dan kabut asap,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×