kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,70   -25,03   -2.70%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gapki sesalkan sikap Unilever


Rabu, 16 Desember 2009 / 19:08 WIB
Gapki sesalkan sikap Unilever


Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Syamsul Azhar

JAKARTA. Gabungan Pengusaha kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menyesalkan tindakan PT Unilever Indonesia Tbk yang menghentikan pembelian produk minyak sawit dari PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMART). "Unilever hanya mempertimbangkan (temuan) sepihak dan terburu-buru," kata Joko Supriyono, Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Rabu (16/12).

Joko bilang, keputusan Unilever hanya mengacu kepada temuan yang dilaporkan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Greenpeace. Tindakan itu menurut Joko tidak mencerminkan penanganan masalah yang objektif dan bertanggungjawab.

"GAPKI memandang penghentian pembelian minyak sawit yang diumumkan ke media massa secara luas oleh Unilever tersebut bukan hanya menyangkut kelompok PT Smart saja, tetapi bisa memengaruhi sikap industri sawit Indonesia terhadap Unilever," ungkap Joko.

Joko menilai ada kejanggalan dalam kasus ini karena baik Unilever maupun Smart sama-sama anggota dari Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO). Organisasi tersebut merupakan menurut Joko adalah forum bersama produsen dan konsumen CPO yang komitmen untuk memanfaatkan CPO yang suistainable palm oil.

"Dengan tindakan sepihak ini berarti Unilever lebih memercayai klaim LSM yang belum tentu benar dan mengesampingkan prosedur mekanisme klarifikasi yang ada di RSPO," jelas Joko yang menyayangkan sikap PT Unilever yang diketahuinya adalah pendiri dari RSPO.

Direktur Utama Smart Daud Dharsono menyatakan, temuan Greenpeace yang menyebutkan Smart melanggar lingkungan tidak memiliki landasan yang kuat secara keilmuan. "Kami sudah menyanggah dan minta rekonfirmasi, namun tidak direspon baik oleh Greenpeace, maupun auditor dari Unilever," jelas Daud.

Daud bilang, laporan yang disusun oleh Greenpeace terhadap Smart hanya memiliki kebenaran 15% saja, sedangkan 85% sisanya dinilainya sebagai kebohongan. Meski begitu, Smart mengaku mengaku belum memikirkan untuk melakukan tindakan hukum kepada Greenpeace.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×