kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.960.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.300   94,00   0,58%
  • IDX 7.166   -38,30   -0,53%
  • KOMPAS100 1.044   -6,02   -0,57%
  • LQ45 802   -6,08   -0,75%
  • ISSI 232   -0,07   -0,03%
  • IDX30 416   -3,18   -0,76%
  • IDXHIDIV20 486   -4,82   -0,98%
  • IDX80 117   -0,79   -0,67%
  • IDXV30 119   -0,02   -0,02%
  • IDXQ30 134   -1,35   -1,00%

Garap Infrastruktur Transportasi, RI Gandeng Jepang


Minggu, 05 Desember 2010 / 12:00 WIB
Garap Infrastruktur Transportasi, RI Gandeng Jepang
ILUSTRASI. Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri


Reporter: Sofyan Nur Hidayat | Editor: Rizki Caturini

NUSA DUA. Pemerintah Indonesia menjalin kerjasama dengan Pemerintah Jepang untuk menggarap sejumlah proyek infrastruktur di sektor transportasi. Di antaranya pembanguan infratruktur bandara, pelabuhan dan rel kereta api.

Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono menyatakan, kerjasama antara pemerintah dengan Jepang itu merupakan yang pertama yakni di sektor transportasi. Maklum, sebelumnya kerjasama hanya dilakukan antara Indonesia dengan Japan International Coorperation Agency (JICA). “Kerjasama ini dilakukan untuk peningkatan daya saing dan keselamatan jasa transportasi," ungkap Bambang Jumat (3/12).

Indonesia membutuhkan dana sebesar US$ 26 miliar hingga lima tahun ke depan untuk pembangunan infrastruktur di sektor transportasi. Padahal dana yang bisa disediakan pemerintah hingga 2014 hanya sekitar US$ 13 miliar. Karena alasan itulah, maka kerjasama dengan Jepang dilakukan.

Pemerintah masih membahas proyek apa saja yang akan ditawarkan kepada Jepang. Kemungkinan setiap subsektor akan menyiapkan masing-masing satu proyek seperti proyek bandara, pelabuhan dan jaringan rel kereta api.

Harapkan penyederhanaan prosedur

Direktur Jenderal (Dirjen) Perkeretaapian Kemenhub Tundjung Inderawan mengeluhkan, selama ini dalam kerjasama dengan JICA pelaksanaannya begitu lambat dan berbelit-belit.

Salah satunya adalah JICA mengharuskan proyek pembangunan dilakukan setelah proses pembebasan lahan selesai seluruhnya. Untuk itu, Bambang meminta agar pemerintah Jepang menyederhanakan prosedur pelaksanaan kerjasama agar prosesnya bisa bertahap.

Vice-Minister for Transport Tourism and International Affairs, Ministry of Land, Infrastructure, Transport and Tourism of Japan Masafumi Shukuri menyatakan, pihaknya akan mempertimbangkan penyederhanaan prosedur yang diminta. "Proyek harus direalisasikan secara cepat agar segera berkontribusi terhadap ekonomi dan negara," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×