Reporter: Tantyo Prasetya | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Lippo Group mengembangkan megaproyek Meikarta yang digadang-gadang menjadi kota baru di kawasan Cikarang. Proyek tersebut berada di jalur koridor Jakarta-Bodetabek-Bandung yang dinilai sebagai pusat industrial Indonesia.
Nilai investasinya tak tanggung-tanggung, yaitu menembus Rp 278 triliun.
Meikarta akan berdiri di lahan seluas 2.200 hektare (ha), dan tahap pertama sudah dirancang sejak 2014. Pekerjaan fisiki sudah dimulai sejak Januari 2016 dengan dibangunnya sekaligus 100 gedung pencakar langit masing masing terdiri dari 35 sampai 46 lantai. 50 gedung akan siap dihuni pada Desember 2018.
"Setiap gedung desainnya beda, maka tiap gedung memiliki identitas unik," kata James Riady, CEO Lippo Group di Hotel Aryaduta Tugu Tani Jakarta Kamis (4/5).
Dalam pengembangan megaproyek tersebut, total investasi berasal dari seluruh entitas perusahaan Lippo Group, mulai dari Lippo Cikarang (LPCK), Lippo Karawaci (LPKR), Matahari Department Store maupun Siloam.
Namun, perusahaan juga membuka peluang sebesar-besarnya bagi partner global atau perusahaan internasional yang sudah pernah menjalin kerja sama dengan Lippo Group. "Kami mengusung demokratisasi pembangunan dengan mengajak ratusan ribu investor, tidak hanya single joint venture," ucap James.
Sejumlah perusahaan sudah berkomitmen untuk bekerja sama, di antaranya Mitsubishi Corp untuk pembangunan dua tower di tahap pertama yang mencapai total 1.000 unit. Selain itu, ada komitmen kerja sama dengan Sanko Soflan untuk pembangunan dua tower.
Proses pembangunan kota baru tersebut akan dikelola langsung oleh Lippo Group serta kontraktor-kontrakor lokal. Pembangunan tahap pertama ditargetkan selesai dalam waktu tiga tahun. "Kami akan mengajak sekitar 40 kontraktor yang seluruhnya berasal dari lokal," kata James.
Kontraktor yang diajak menggarap mega proyek ini antara lain Total Bangun Persada, Wijaya Karya, dan PTPP.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News