Sumber: Antara | Editor: Dupla Kartini
TANGERANG. Maskapai Garuda Indonesia membidik pasar New York dan Los Angeles sebagai destinasi rute penerbangan ke Amerika Serikat setelah Indonesia dinyatakan lolos kategori 1 standar keselamatan Federal Aviation Administration (FAA).
Vice President Corporate Communications Garuda Indonesia Benny S Butarbutar usai peninjauan Terminal 3 Soetta mengatakan, rencananya akan ada dua hingga tiga penerbangan dalam seminggu. "Enggak banyak-banyak dulu, seminggu dua sampai tiga kali agar konsisten," katanya di Tangerang, Senin (15/8).
Benny mengungkapkan, langkah pertama adalah untuk memperoleh kepercayaan pasar terlebih dahulu. "Karena ketika diumumkan audit, maskapai ini bersaing, apabila kita konsisten, kepercayaan pasar akan hilang," katanya.
Dia menuturkan, Kota New York dipilih karena sebagai pusat bisnis, sementara Los Angeles juga memiliki pasar tersendiri.
Saat ini, lanjut dia, pihaknya belum bisa menerbangkan secara langsung (direct flight) ke Amerika Serikat dan rencananya akan menjadikan Kota Narita, Jepang sebagai hub. "Kalau Haneda lebih banyak penerbangan domestik, jadi kita pilih Narita," katanya.
Namun, dia tidak menampik ke depan akan melayani penerbangan langsung, karena lebih disukai penumpang, seperti Jakarta-Amsterdam dan London-Jakarta.
Benny mengatakan, pesawat yang akan digunakan, yaitu pesawat berbadan besar sekelas Boeing 777. "Kita juga datangkan pesawat baru karena dengan teknologi yang dimiliki, aerodinamisnya dan lainnya bisa menghemat 10-15% avtur," katanya.
Pasalnya, lanjut dia, dari struktur biaya operasional, bahan bakar menempati porsi 40%. Dia juga menargetkan tingkat keterisian penumpang (load factor) sampai 75% agar bisa menopang pendapatan. "Kalau hanya 60%, belum bisa, idealnya 75%," katanya.
Indonesia secara resmi lolos kategori 1 standar keselamatan Otoritas Penerbangan Amerika Serikat FAA atau setara dengan Singapura, Filipina, Brunei Darussalam serta Malaysia untuk negara-negara ASEAN. Dengan demikian, seluruh maskapai nasional bisa menjelajah langit Negeri Paman Sam itu setelah delapan tahun tidak diperbolehkan. (Juwita Trisna Rahayu)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News