Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wilayah Kerja (WK) Rokan genap satu tahun dikelola oleh anak-anak negeri di bawah Pertamina, melalui anak usaha PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) pada hari ini (9/8).
Selama setahun sejak alih Kelola, PHR berhasil mengebor lebih dari 370 sumur baru dan melaksanakan lebih dari 15.000 kegiatan Work Over Well Service (WOWS).
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, alih kelola WK Rokan memiliki kompleksitas tinggi dan skala terbesar di regional Asia Tenggara.
“Berkat tenaga dan pikiran putra-putri terbaik bangsa, proses alih kelola dan transisi berjalan sangat baik dan menjadi kebanggaan kita semua,” ungkapnya dalam keterangan resmi, Selasa (9/8).
PHR mencatatkan tingkat produksi sekitar 161.000 BOPD (barel minyak per hari), jauh lebih baik dibandingkan prediksi yang berada di kisaran 142.000 BOPD jika tidak melakukan kegiatan masif dan agresif.
Baca Juga: Pertamina Hulu Rokan Tuntaskan Pengeboran 350 Sumur Baru
Direktur Utama Pertamina Hulu Energi (PHE), Budiman Parhusip menghimbau, untuk terus meningkatkan produksi, pengoperasian lapangan yang efisien, serta meningkatkan kerja sama dan sinergi lintas region dan zona.
“Keberhasilan WK Rokan dalam meningkatkan produksi ini untuk dapat menjadi lesson learned di wilayah kerja dalam lingkungan SHU,” tuturnya.
Apresiasi juga disampaikan SKK Migas selaku institusi yang bertugas melaksanakan pengelolaan kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi berdasarkan Kontrak Kerja Sama.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menambahkan, WK Rokan berhasil meningkatkan produksi melalui rencana kerja yang masif, agresif dan efisien dan berpeluang kembali menjadi produsen terbesar di Indonesia pada tahun ini.
“WK Rokan masih memiliki potensi yang luar biasa untuk dikembangkan melalui berbagai terobosan teknologi,” katanya.
Sejak hari pertama alih kelola, PHR langsung tancap gas dengan rencana kerjanya melalui target pengeboran 400 hingga 500 sumur baru pada tahun 2022. Jumlah rig pengeboran meningkat dari 9 rig menjadi 21 rig pada saat ini. Jumlahnya akan terus ditambah menjadi hingga 27 rig pada akhir tahun. Begitu juga dengan jumlah rig kerja ulang dan perawatan sumur (WO/WS), dari 25 rig kini menjadi 32 rig WO/WS.
Baca Juga: Bulan Agustus Ini, Proyek Gas Jambaran Tiung Biru (JTB) Direncanakan Gas In
Direktur Utama PHR, Jaffee A. Suardin mengatakan, kelancaran alih kelola juga berkat dukungan berbagai pemangku kepentingan di tingkat nasional, provinsi, kabupaten/ kota maupun TNI/ Polri yang sangat luar biasa dalam mendukung kegiatan operasi PHR untuk meningkatkan produksi.
Dari sisi Tanggung Jawab Sosial & Lingkungan (TJSL), PHR menerima 12 penghargaan baik lokal, nasional maupun internasional yang sekaligus membuktikan kualitas program yang dijalankan.
Selain pengeboran sumur baru dan pengerjaan ulang sumur, optimalisasi potensi WK Rokan juga ditempuh melalui, di antaranya, penjagaan tingkat base production, pengeboran sumur sisipan, teknologi injeksi air dan uap, Chemical Enhanced Oil Recovery (CEOR) hingga pengembangan potensi Migas Non Konvensional (MNK).
PHR juga mengoptimalkan dukungan teknologi, termasuk berbagai inovasi digital dan pemanfaatan atau kecerdasan buatan, untuk mendorong tercapainya operasi yang selamat, andal dan efisien.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News