Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Gendhis Multi Manis (GMM) akan mulai produksi perdana sebagai anak usaha Perum Bulog pada awal Mei 2017. Perusahaan pabrik gula (PG) yang sahamnya dikuasai 70% oleh Bulog akan melakukan giling sampai September 2017.
GMM menargetkan dapat menggiling sekitar 500.000 ton tebu rakyat pada tahun ini dan diharapkan menghasilkan tebu antara 40.000 ton hingga 50.000 ton. Bila hal itu tercapai, PG yang bermarkas di Blora, Jawa Tengah ini berpotensi meraup pendapatakan sekitar Rp 550 miliar dengan harga penjualan tebu dari pabrik sektiar Rp 11.000 per kilogram (kg).
Direktur Keuangan Perum Bulog Iryanto Hutagaol mengatakan, GMM memiliki modal kerja sekitar Rp 300 miliar tahun ini. Modal tersebut merupakan pinjaman dari perbankan. Dengan tambahan modal sebesar itu, maka utang GMM mencapai hampir Rp 1,1 triliun.
"Bank memiliki kepercayaan yang tinggi kepada GMM karena sudah dikelola oleh Bulog, sehingga pinjaman pun ditambah karena optimis pengelolaannya baik," ujarnya, Kamis (27/4).
Iryanto menambahkan, GMM merupakan PG yang memiliki mesin penggiling yang baru dan masih ada garansi. Kapasitas PG GMM mencapai 200.000 ton gula per tahun. Karena itu, pada tahun depan, GMM akan meningkatkan penggilingan tebu dengan target minimal menghasilkan 100.000 ton gula.
Saat ini, GMM sudah bekerja sama dengan PT Perhutani untuk mengelola lahan milik BUMN tersebut seluas 800.0000 hektare (ha) yang ada di Jawa Tengah, atau dekat dengan PG GMM.
Iryanto optimistis, anak usaha Bulog tersebut tidak akan merugi karena semua gula hasil giling akan diserap Bulog. Selain itu, Bulog juga bisa menambah tugas GMM untuk menggiling tebu yang tidak terserap oleh PTPN yang akan dibeli Bulog. "Jadi nanti kami juga ditugaskan untuk menyerap semua produksi gula PTPN, jadi kalau ada PG PTPN yang kelebihan pasokan tebu, kami bisa alihkan untuk diolah GMM," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News