kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gerai Baru Jadi Pendorong Kinerja Caturkarda Depo Bangunan (DEPO) di Sisa Tahun 2022


Senin, 07 November 2022 / 19:13 WIB
Gerai Baru Jadi Pendorong Kinerja Caturkarda Depo Bangunan (DEPO) di Sisa Tahun 2022
ILUSTRASI. Caturkarda Depo Bangunan genjot pembangunan gerai anyar


Reporter: Vina Elvira | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan ritel bahan bangunan, PT Caturkarda Depo Bangunan Tbk (DEPO) masih optimistis dapat mencapai target penjualan di tahun ini.

Optimisme tersebut didukung oleh rencana pembukaan gerai ke-12 pada pertengahan November mendatang yang dapat menjadi ceruk pendapatan baru di sisa tahun ini.

"Kami masih berharap tren positif masih terjadi untuk penjualan dari DEPO ditambah dibukanya toko Medan pada 12 November 2022 ini," ungkap Sekretaris Perusahaan Caturkarda Depo Bangunan Erwan Irawan, kepada Kontan.co.id, Senin (7/11).

Erwan menerangkan, Depo Bangunan juga berhasil mencatatkan kinerja yang positif selama periode Januari-September 2022. Capaian ini menjadi bekal bagi perseroan untuk dapat meraih target penjualan yang sebesar Rp 2,55 triliun -Rp 2,6 triliun sampai penghujung 2022.

"Kinerja DEPO sampai dengan kuartal III-2022 ini membaik apabila dibanding dengan kuartal III-2021, bukan hanya dari sisi penjualan tapi juga dari gross margin-nya," terangnya.

Baca Juga: Caturkarda Depo Bangunan (DEPO) Bakal Lanjutkan Ekspansi Gerai di Tahun 2023

Sebagai gambaran, DEPO tercatat membukukan penjualan bersih sebesar Rp 1,87 triliun hingga akhir September 2022. Angka ini lebih tinggi 10,28% dari sebelumnya Rp 1,70 triliun pada kuartal III-2021.

Penjualan bersih DEPO masih didominasi oleh penjualan bahan bangunan yang mencapai Rp 1,15 triliun. Kemudian disusul penjualan bahan finishing dan lain-lain yang masing-masing senilai Rp 681,14 miliar dan Rp 42,93 miliar.

Meski ada pertumbuhan penjualan, laba bersih DEPO mengalami penyusutan menjadi Rp 60,45 miliar. Di mana, sebelumnya laba laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp 61,65 miliar.

Menurut Erwan, penyusutan tersebut disebabkan karena pada tahun 2021, DEPO mencatatkan pendapatan dari penurunan cadangan imbalan kerja karyawan, karena diberlakukannya Undang-undang Cipta Kerja.

Adapun, efek "pendapatan" atau biaya minus dari imbalan kerja tersebut pada 2021 adalah hampir Rp 6,4 miliar. Dibandingkan dengan biaya imbalan kerja karyawan pada 2022 adalah sebesar Rp 9,7 miliar.

 

"Jadi ada gap sebesar Rp 16 miliar lebih atas selisih pencatatan imbalan kerja ini," jelasnya.

Sekedar informasi, DEPO menyiapkan alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 80 miliar di tahun ini.

Hingga Oktober lalu serapan capex tersebut baru berkisar 30% dari total dana yang dianggarkan. Pihaknya memproyeksikan sampai akhir tahun nanti dana yang terserap bisa mencapai 60%-65%, seiring dengan perampungan gerai baru di Medan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×