Reporter: Gentur Putro Jati | Editor: Test Test
JAKARTA. PT Garuda Maintenance Facilities AeroAsia (GMF) menargetkan dapat meningkatkan pendapatan menjadi US$ 180 juta tahun depan. Angka ini meningkat 20% ketimbang target pendapatan 2009 sebesar US$ 150 juta.
"Dalam lima tahun ke depan, kami targetkan dapat meningkatkan dua kali lipat revenue saat ini sebesar US$ 150 juta menjadi US$ 300 juta. Sehingga per tahun diharapkan terjadi peningkatan revenue kurang lebih 20%," kata Direktur Utama GMF AeroAsia Richard Budihadianto, Kamis (12/11).
Peningkatan target itu, menurut Richard, bukan sesuatu yang mustahil untuk dikejar, mengingat industri perawatan pesawat di Indonesia sedang memasuki masa berkembang seiring pulihnya kondisi perekonomian saat ini.
Ia menyebut, berdasarkan proyeksi dari Indonesian Aircraft Maintenance Shop Association (IAMSA), pada 2014 nanti belanja perawatan pesawat yang akan dikeluarkan maskapai Indonesia mencapai US$ 2 miliar. Sementara, sampai akhir tahun ini belanja perawatan pesawat diperkirakan sebesar US$ 750 juta.
Sayangnya tidak seluruh potensi tersebut dapat diserap oleh seluruh perusahaan perawatan pesawat di Indonesia. "Peluang besar sekali, tapi kita hanya mampu menyerap 30% atau US$ 250 juta dari potensi itu karena keterbatasan kapasitas," kata Richard.
Tahun depan, GMF berencana membangun dua fasilitas maintenance repair and overhaul (MRO) khusus pesawat Airbus. Daya tampung masing-masing hangar 16 pesawat senilai US$ 100 juta. Rencananya, pembangunan hangar yang dibiayai seluruhnya dari pinjaman.
Saat ini kapasitas hangar milik GMF hanya mampu menangani sekitar 140 pesawat per tahun. Ada 25 maskapai yang menjadi konsumen perawatan pesawat GMF. Sebanyak 20 maskapai di antaranya berupa maskapai asing. Sementara maskapai dalam negeri yang rutin melakukan perawatan di GMF antara lain Garuda Indonesia, Lion Air, AirAsia dan Mandala.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News