Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gabungan Pegusaha Jamu (GP Jamu) menilai aksi korporasi yang dilakukan Combiphar terhadap Air Mancur sudah tepat. Menurutnya, makin banyak generasi penerus dari perusahaan jamu dan produk herbal yang memutuskan tidak melanjutkan bisnisnya.
Ketua Umum GP Jamu, Dwi Ranny Pertiwi menyambut baik aksi korporasi tersebut. "Jadi memang karena sudah memasuki generasi ketiga, sehingga banyak yang tidak mau melanjutkan sehingga akhirnya tutup dan kasus seperti itu bukan satu dua saja sehingga banyak perusahaan jamu diakuisisi," ujarnya kepada kontan.co.id, Jumat (22/1).
Secara bisnis, akuisisi tersebut diakuinya memang akan turut meningkatkan persaingan. Namun, ia melihat belum tentu akan langsung menguasai pasar.
Baca Juga: GP Jamu proyeksikan penjualan jamu dan produk herbal tumbuh 5% di 2021
Menurutnya, perlu dilihat bagaimana nantinya Combiphar me-manage Air Mancur Group. "Nah, sebetulnya dengan nama Air Mancur yang sudah bagus, sebetulnya tinggal bagaimana Combiphar memanage-nya," jelasnya.
Menurutnya, saat ini Sido Muncul masih menguasai pasar jamu dan produk herbal. Lanjutnya, saat ini ada 846 perusahaan jamu dan produk herbal. Dari sana, 112 perusahaan merupakan industri besar dan sisanya usaha menengah kecil.
"Omzet Sido Muncul itu sama dengan omzet kami semua, makanya saat ini dia yang terbesar di Indonesia," paparnya.
Sementara itu, perusahaan jamu lainnya yang merupakan pesaing Sido Muncul adalah Jamu Borobudur, kemudian Soman Indonesia.
Selanjutnya: Combiphar akuisisi Air Mancur dan anak usahanya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
