kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Green menargetkan produksi 100 mobil listrik


Kamis, 06 Agustus 2015 / 10:38 WIB
Green menargetkan produksi 100 mobil listrik


Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Perusahaan perakitan mobil listrik PT Green menargetkan produksi sebanyak 100 unit mobil listrik tahun ini. Anak perusahan Bukit Jaya Group tersebut menyasar penjualan kepada perusahaan pelat merah.

Green akan membikin mobil listrik berjenis pick-up dan minibus dengan kapasitas mesin setara dengan 1.000 cc- 1.500 cc. Perusahaan tersebut mengklaim tingkat kandungan lokal mobil mereka sudah sekitar 50%. "Mobil listrik itu kan komponennya cuma itu baterai dan motor, nah motornya kami sudah bisa bikin sendiri," klaim Widiono, Direktur PT Green, saat bertandang ke kantor Kementerian Perindustrian (Kemprin), Rabu (5/8).

Green sudah memiliki fasilitas perakitan mobil listrik di Surabaya, Jawa Timur. Namun, tak ketahuan kapasitas produksi pabrik dan biaya investasi Green membangun fasilitas perakitan tersebut.

Yang pasti, Green akan melepas mobil listrik dengan harga jual Rp 80 juta per unit mobil. Perusahaan itu menyatakan sudah menjual mobil mereka kepada beberapa perusahaan badan usaha milik daerah (BUMD) dan badan usaha milik negara (BUMN).

Di tengah upaya mengembangkan bisnis, Green mengaku tantangan industri mobil listrik, besar. Dus, mereka bertandang ke kantor Kemprin untuk meminta insentif.

I Gusti Putu Suryawirawan, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronik Kemprin menyatakan, Green meminta pemerintah membikin peta jalan bagi industri mobil listrik. "Kami masih harus melakukan kajian agar peraturan atau insentif tidak melanggar aturan WTO dan standar internasional," ujar Putu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×