Reporter: Asnil Bambani Amri, Bloomberg | Editor: Asnil Amri
NEW DELHI. Group Adani, perusahaan batubara terbesar di India menyatakan komitmen untuk tetap berinvestasi di Indonesia. Pernyataan ini menyusul keluarnya kebijakan khusus yang membatasi kepemilikan asing di sektor pertambangan di Indonesia.
Kelompok bisnis yang dikuasai oleh miliuner Gautam Adani ini mengaku, akan menghormati aturan di Indonesia dan akan menyesuaikan kebijakan bisnisnya sesuai aturan yang ada. Hal ini disampaikan oleh Ganeshan Varadarajan, Presiden Direktur PT Adani Global, di Bali hari ini (13/3).
Saat ini, perusahaan yang berkantor di Jakarta ini menguasai pertambangan batubara di Sumatera Selatan, Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah.
Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menandatangani aturan yang membatasi kepemilikan asing di perusahaan pertambangan maksimal 49% untuk 10 tahun produksi.
Adani mengimpor batubara dari Indonesia dan Australia untuk kebutuhan bahan bakar pembangkit listrik di India. Tahun ini, impor batubara Adani dari Indonesia berpotensi naik 10% menjadi 33 juta ton.
Kenaikan impor batubara terjadi karena India membutuhkan pasokan batubara yang cukup besar untuk pembangkit listrik yang terus bertambah.
Namun begitu, Adani tidak hanya membawa batubara ke India, perusahaan ini juga akan membangun pembangkit di Indonesia berkapasitas 2.000 megawatt (MW) di Jawa Tengah dengan investasi US$ 2,5 miliar.
"Kami ingin membangun pembangkit listrik tenaga batu bara di Indonesia yang bisa memakai batubara berkalori rendah 3.500 kilo kalori per kilogram," kata Varadarajan yang menyatakan komitmennya untuk berinvestasi selain batubara di Indonesia.
Proyek ini merupakan bagian dari kesepakatan senilai sekitar US$ 15 miliar yang diteken Januari tahun lalu antara Indonesia dengan perusahaan India. Selain pembangkit, perusahaan India lainnya juga sepakat untuk membangun pabrik baja, jalur kereta api dan pelabuhan di negara Asia Tenggara.
Untuk menjalankan bisnis batubara di Indonesia, Adani berencana mengajak perusahaan tambang milik negara seperti PT Tambang Batubara Bukit Asam. Bukit Asam sebelumnya sudah menyetujui untuk memasok batubara Adani.
Adani Global, Bukit Asam dan pemerintah Sumatera Selatan sepakat membangun jalur kereta api 270-kilometer (167 mil), dan terminal batubara dengan kapasitas penanganan tahunan 50 juta ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News