kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Grup Gobel mulai menggiling bisnis padi


Selasa, 09 September 2014 / 07:15 WIB
Grup Gobel mulai menggiling bisnis padi
ILUSTRASI. TAJUK - Syamsul Ashar


Reporter: Namira Daufina | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina

JAKARTA. Kalau boleh dibilang, PT Panasonic Gobel Indonesia atau Grup Gobel termasuk perusahaan "sapu jagad". Perusahaan yang mengawali usaha dari bisnis elektronik itu secara bertahap memasuki aneka bisnis lainnya. Terbaru, perusahaan yang kini dipimpin Rahmat Gobel itu resmi masuk bisnis penggilingan padi.

Aksi korporasi anyar itu ditandai dengan peresmian pabrik penggilingan padi di Desa Jasem, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, pada Minggu (7/9) . Grup Gobel menempatkan anak perusahannya, PT Lumbung Padi Indonesia sebagai pengelola ricemill.

Rupanya Grup Gobel kembali menggandeng mitra bisnis lamanya, yakni Satake Corporation. Namun, kali ini kerjasama dengan perusahaan asal Negeri Samurai itu cuma sebatas mengadopsi teknologi.  "Kami hanya bekerjasama dalam hal pasokan teknologi penggilingan padi yang digunakan, jadi tidak ada joint venture," kata Rahmat Gobel, Komisaris Utama Panasonic Gobel Indonesia, kepada KONTAN, Senin (8/9).

Sayangnya, Rahmat enggan memerinci biaya investasi pembangunan pabrik itu. Dia hanya memastikan jika sebagian besar dana investasi berasal dari kas internal perusahaan dan cuma sedikit yang berasal dari pinjaman bank.

Yang pasti, Grup Gobel mengklaim, beras gilingan pabriknya bakal memiliki kualitas premium. Kualitas tersebut adalah buah dari teknologi yang perusahaan itu terapkan. 

Selain mengklaim menghasilkan kualitas lebih baik, perusahaan itu meyakini bisa mengurangi hilangnya beras selama proses penggilingan hingga 5%. Dalam sehari, pabrik itu bisa menghasilkan 30 ton beras. Nah, Grup Gobel menargetkan bisa menghasilkan 150.000 ton gilingan padi dalam setahun.

Mengenai pasokan padi, Grup Gobel akan bermitra dengan petani. Namun belum jelas, bagaimana model kerjasama dengan para petani tersebut dan berapa banyak petani yang perusahaan itu akan gandeng. 

Tak cuma berhenti pada proses penggilingan padi menjadi beras, Grup Gobel juga akan sekaligus mengemas dan memasarkan beras gilingannya. Grup perusahaan itu akan melabeli berasnya dengan merek "Beras Prima" atau "Prime Rice".

Meski baru akan memulai proses penggilingan tahun ini, Grup Gobel sudah ngebet ingin melempar beras dagangannya hingga seluruh Indonesia. Dus, perusahaan itu akan segera membangun empat pabrik lain, di Sumatra Selatan, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara. "Inginnya secepat mungkin, bisa tahun ini atau tahun depan, sedang kami persiapkan untuk menyusul pabrik pertama ini," beber Rahmat.

Rahmat optimistis bisnis anyar itu bisa berdampak positif bagi Grup Gobel. Alasannya, kebutuhan beras di Tanah Air masih sangat tinggi. Alasan lain, dia berkeyakinan belum banyak perusahaan atau industri yang mampu menghasilkan beras  dengan kualitas premium.

Sekadar mengingatkan, tahun lalu Grup Gobel sudah menjalin kerjasama dengan Satake Corporation. Kerjasama kedua perusahaan itu dalam wujud membikin perusahaan patungan bernama PT Satake Gobel Indonesia. Satake Gobel Indonesia bergerak dalam bisnis penjualan mesin gilingan beras. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×