kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hak Konsesi Kontrak Karya Kelar di 2025, Vale Indonesia (INCO) Bakal Lakukan Ini


Jumat, 05 Agustus 2022 / 06:52 WIB
Hak Konsesi Kontrak Karya Kelar di 2025, Vale Indonesia (INCO) Bakal Lakukan Ini
ILUSTRASI. Tambang milik PT Vale Indonesia Tbk (INCO)


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hak konsesi Kontrak Karya (KK) PT Vale Indonesia Tbk (INCO) bakal berakhir pada tahun 2025 mendatang. Meski begitu, INCO belum memulai proses negosiasi perpanjangan kontrak menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK).

Direktur Utama INCO Febriany Eddy mengatakan, INCO ingin terlebih dahulu mengerjakan semua komitmen investasi perusahaan dengan prinsip good mining practices serta memenuhi kewajiban-kewajiban perusahaan sebelum mengajukan perpanjangan kontrak.

“Intinya kerja dululah. Jadi kami belum memulai proses negosiasi KK memang karena kami siapkan semua pekerjaan-pekerjaan rumah ini, dan harus dilakukan dengan baik,” kata Febriany di Sorowako, Kamis (4/8).

Saat ini, INCO tengah mengawal sejumlah komitmen investasi. Salah satu di antaranya adalah komitmen investasi proyek smelter nikel berkapasitas 73.000 metrik ton per tahun di Bahodopi, Sulawesi Tengah.

Baca Juga: Bangun Smelter, Vale Indonesia (INCO) Cari Pasokan LNG Domestik Sebagai Sumber Energi

Sebelumnya, INCO telah merampungkan keputusan investasi final alias final investment decision (FID) untuk proyek tersebut pada 29 Juli 2022 lalu. Saat ini, INCO telah memulai tahapan pra konstruksi untuk proyek smelter yang nilai investasinya di atas US$ 2 miliar tersebut.

INCO menggandeng TISCO dan Shandong Xinhai Technology dalam proyek smelter ini. Dalam kemitraan ini, INCO bakal berkontribusi 51% dalam pembiayaan/investasi proyek Bahodopi, sedang 49% investasi sisanya bakal berasal dari partner.

Selain proyek Bahodopi, INCO juga memiliki agenda mengembangkan fasilitas pengolahan High-Pressure Acid Leaching (HPAL) di Blok Pomalaa dengan Total kapasitas produksi hingga mencapai 120.000 metrik ton kandungan nikel per tahun dalam bentuk mixed hydroxide precipitate (MHP).

 

“Dari sisi Vale, yang pertama kami lakukan (sehubungan dengan perpanjangan menjadi IUPK) adalah mengerjakan tugas-tugas yang sudah menjadi tanggung jawab kami. Tentunya komitmen-komitmen yang ada kita dahulukan, dan pelaksanaan proyek di Pomalaa dan Bahodopi adalah bentuk daripada pelaksanaan komitmen tersebut,” ujar Wakil Presiden Direktur Vale Indonesia, Adriansyah Chaniago.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×