Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Cuaca yang tidak menentu membuat sejumlah wilayah diguyur hujan berkepanjangan. Akibatnya, kualitas panen gabah di sejumlah wilayah menurun karena kelebihan kadar air. Hal tersebut berdampak pada anjloknya harga pembelian pemerintah (HPP) Gabah Kering Panen (GKP) di kisaran Rp 2.800-Rp 3.300 per kilogram (kg).
Berdasarkan Instruksi Presiden (Inpres) No. 5 Tahun 2015, HPP GKP dengan kualitas kadar air maksimal 25% dan kadar hampa atau kotoran maksimal 10% adalah Rp 3.700 per kg atau Rp 3.750 per kg di penggilingan.
“Menurut laporan yang saya terima, saat ini ada 41 Kabupaten yang harga gabahnya di bawah HPP,” ujar Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman dalam Rapat Gabungan Percepatan Serap Gabah Dan Pengamanan Harga 2017, Kamis (23/2).
Menanggapi persoalan ini, Mentan menugaskan Perum Bulog, PT Pertani, dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk secepatnya melaksanakan Serap Gabah (Sergab). Target penyerapan mulai Maret hingga Agustus 2017 sebanyak 8,6 juta ton Gabah Kering Panen (GKP) atau setara dengan 4,3 juta ton beras. Sekitar 70% serapan akan dilakukan selama tiga bulan ke depan.
“Rapat ini bertujuan untuk menindaklanjuti arahan Presiden Jokowi untuk menjaga kedaulatan pangan, dengan menyerap gabah petani minimal 4 juta ton,” kata Amran.
Tak hanya ditugaskan untuk menyerap gabah hasil panen, Perum Bulog, TNI, dan beberapa instansi swasta juga diajak untuk memaksimalkan peralatan pertanian yang ada, seperti alat pengering (dryer) dan gudang.
Perum Bulog telah menyiapkan 50 unit dryer dan 1.575 unit gudang untuk program ini. Sedangkan, TNI mengaku siap dengan 36 unit dryer dan akan mengoptimalkan 50.000 Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) bersama Babinsa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News