kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.931.000   26.000   1,36%
  • USD/IDR 16.465   -15,00   -0,09%
  • IDX 6.898   66,24   0,97%
  • KOMPAS100 1.001   10,19   1,03%
  • LQ45 775   7,44   0,97%
  • ISSI 220   2,72   1,25%
  • IDX30 401   2,31   0,58%
  • IDXHIDIV20 474   1,13   0,24%
  • IDX80 113   1,15   1,03%
  • IDXV30 115   -0,06   -0,05%
  • IDXQ30 131   0,58   0,44%

Harga ayam turun, giliran peternak yang menjerit


Kamis, 03 September 2015 / 19:02 WIB
Harga ayam turun, giliran peternak yang menjerit


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Setelah sempat melambung tinggi, harga daging ayam kembali turun. Saat ini, rata-rata harga daging ayam di tingkat peternak sekitar Rp 14.500 - Rp 15.000 per kilogram (kg).

Harga tersebut jauh lebih rendah dari harga normal yang Rp 17.000 - Rp 20.000 per kg. Sementara harga pokok produksi (HPP) sebesar Rp 17.000 per kg.

Dengan penurunan harga daging ayam di tingkat peternak ini, maka seharusnya harga daging ayam di tingkat pedagang tidak lebih dari Rp 33.000 per kg.

Penurunan harga daging ayam ini disebabkan pasokan daging ayam yang over produksi. Selama ini, rata-rata pasokan daging ayam sebanyak 40 juta ekor per minggu. Namun saat ini pasokan meningkat hingga 30%.

Di sisi lain, harga day old chicken (DOC) atau anak ayam usia sehari saat ini mencapai Rp 5.000 per ekor, harga tersebut lebih tinggi dari rata-rata harga DOC sebesar Rp 4.500 per ekor.

Ketua Umum Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia Singgih Januratmoko mengatakan, penurunan harga ayam ini sangat memukul peternak ayam. Ia mengatakan kerugian yang dialami peternak ayam mencapai Rp 2.500 per kg.

Menurutnya, fluktuasi harga daging ayam ini terjadi karena pemerintah tidak membuat kebijakan yang mengatur supply DOC di pasaran. "Kita sudah lama meminta pemerintah mengatur DOC agar tidak berlebihan," ujar Singgih kepada KONTAN, Kamis (3/9).

Ia bilang, idealnya peredaran DOC sekitar 40 juta ekor per minggu. Namun saat ini, DOC yang beredar mencapai sekitar 50 juta ekor hingga 60 juta ekor per minggu yang akhirnya menyebabkan over supply.

Di sisi lain, harga pakan ternak ayam juga naik sekitar Rp 200 per kg. Saat ini harga pakan ternak ayam sekitar Rp 6.800 per kg menjadi Rp 7.000 per kg. Pelemahan rupiah terhadap dollar membuat harga pakan naik karena sebagian besar bahan pembuat pakan dari impor.

Ketua Umum Gabungan Perusahaan Perunggasan Indonesia Anton J. Supit menambahkan, harga ayam saat ini sudah di bawah BEP (Break Even Point/titik impas). Ia bilang harga BEP ayam sebesar Rp 16.500 - Rp 17.000 per kg. Namun harga ayam justru terjun bebas ke harga Rp 14.500 - Rp 15.000 per kg.

Kondisi ini pun membuat para peternak ayam merugi. "Kami menyesalkan pernyataan pemerintah yang menuduh ada kartel ayam saat harga tinggi, tapi saat rendah pemerintah tidak berbuat apa-apa," katanya.

Menurutnya harga ayam di tingkat peternak idealnya Rp 20.000 - Rp 22.000 per kg. Sehingga peternak ayam mendapatkan keuntungan dari pekerjaan mereka.

Ia juga mendesak agar pemerintah membuat aturan yang jelas untuk menjaga keseimbangan produksi DOC dan kebutuhan di pasaran agar harga tidak jatuh. "Jadi pemerintah harus membuat peraturan sesuai amanat UU Pangan dan Perdagangan," harapnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×