kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Peternak tak antisipasi permintaan daging ayam


Kamis, 20 Agustus 2015 / 20:23 WIB
Peternak tak antisipasi permintaan daging ayam


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kemtan) bersama Asosiasi Peternak Unggas Indonesia sepakat menurunkan harga daging ayam karkas di bawah Rp 38.000 per kilogram (kg). Harga tersebut dinilai sudah menguntungkan pedagang daging ayam sebab ayam dijual dengan harga Rp 17.000 - Rp 20.000 per kg di tingkat peternak.

Kemtan dan asosiasi perunggasan menyimpulkan kenaikan harga ayam saat ini dipicu permintaan daging ayam yang tinggi sementara pasokan berkurang sampai 50% karena saat menjelang Lebaran peredaran anak ayam berkurang di tingkat peternak.

Ketua Umum Asosisasi Rumah Potong Hewan Unggas Indonesia (Arphuin) Ahmad Dawami mengatakan kenaikan harga ayam saat ini karena terjadi anomali bagi para pedagang unggas. Ia bilang dalam 10 tahun terakhir, harga daging ayam selalu turun pasca lebaran. Bahkan malah sampai di bawah Harga Pokok Pembelian (HPP).

Namun pada tahun ini terjadi anomali di mana harga ayam tidak mengalami penurunan pasca Lebaran sementara permintaan terus meningkat.

Damawi mengatakan anggota Arphuin tidak mengantisipasi keadaan ini sebelumnya, maka mereka mengeluarkan semua stok daging ayam dari cold storage (lemari pendingin) milik mereka saat Lebaran karena permintaan meningkat.

Harapannya, dengan harapan harga daging ayam akan turun setelah Lebaran seperti tahun-tahun sebelumnya. "Inilah yang membuat kami pedagang kecele dan tidak mengira harga ayam tetap bertahan tinggi setelah lebaran," ujar Ahmad di Kemtan, Kamis (20/8).

Padahal pada tanggal 13-20 Juli 2015 lalu, lanjut Damawi, pasokan anak ayam yang beredar di kandang para peternak tidak lebih dari 50% dari pasokan normalnya. Sebab para peternak ayam memilih libur.

Sementara anak ayam baru bisa dipanen setelah berusia 28 hari hingga 30 hari. Maka akibat berkurangnya pasokan anak ayam yang dibesarkan pada bulan lalu, efeknya terasa mulai tanggal 13 Agustus hingga saat ini dengan langkanya daging ayam.

Selain itu, kelangkaan daging sapi di pasaran juga turut mendongkrak harga daging ayam. Pasalnya, para pedagang bakso yang jumlahnya mencapai 3 juta orang di seluruh Indonesia berpindah dari membeli daging sapi menjadi membeli daging ayam.

Pedagang bakso mencampur sekitar 50% dagangan mereka dengan daging ayam dari yang selama ini murni menggunakan daging sapi. Bila dihitung-hitung, rata-rata pedagang daging bakso menjual 50 butir bakso per hari, maka dengan jumlah 3 juta pedagang membutuhkan sebanyak 1.500 ton daging setiap hari.

"Tambahan permintaan daging ayam ini tidak pernah kami duga sebelumnya, inilah yang memicu harga daging ayam tinggi," imbuh Ahmad.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×