Reporter: Muhammad Julian | Editor: Noverius Laoli
Lana menjelaskan, umumnya rencana untuk menurunkan produksi diajukan menyusul hasil produksi perusahaan pada kuartal I 2022 lalu. Selain itu, perusahaan juga mempertimbangkan proyeksi kendala untuk produksi di sisa tahun ini.
Sementara itu, perubahan rencana untuk meningkatkan produksi umumnya dilakukan menyusul peningkatan kapasitas produksi perusahaan. Meski tak merinci lebih jauh berapa banyak perusahaan yang mengajukan revisi RKAB, Lana memastikan produksi untuk tahun ini masih berkisar di level 663 juta ton.
"Realisasi hingga April 2022 sudah mencapai 29%," terang Lana.
Baca Juga: Simak Jadwal Pembagian Dividen Baramulti Suksessarana (BSSR)
Sebelumnya, Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia mengungkapkan, saat ini permintaan dari pasar ekspor masih cukup kuat. Sebagai contoh, India kini tengah dalam kondisi krisis energi sehingga ada potensi peningkatan permintaan. Selain itu, pasar Eropa juga berpotensi mendongkrak permintaan menyusul antisipasi embargo oleh Uni Eropa terhadap impor batubara dari Australia.
"Saat ini perusahaan berusaha maksimal optimalkan produksi yang sempat terhambat larangan ekspor di Januari dan juga kendala cuaca," kata Hendra.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News