kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45896,99   -29,74   -3.21%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga batubara meroket, Pengamat: Pasokan batubara untuk PLN harus tetap terjaga


Kamis, 07 Oktober 2021 / 19:59 WIB
Harga batubara meroket, Pengamat: Pasokan batubara untuk PLN harus tetap terjaga
ILUSTRASI. PT PLN (Persero) dengan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).


Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara yang melonjak dan akhirnya tembus US$ 200 per ton diharapkan tak mengganggu pasokan untuk pembangkit listrik dalam negeri.

Pengamat energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Tumiran mengungkapkan, lonjakan harga batubara terjadi akibat adanya peningkatan permintaan komoditas. Terlebih beberapa negara, seperti China sempat susah payah menyeimbangkan pasokan listrik dengan permintaan seiring pulihnya perekonomian pasca-pandemi Covid-19.

Kondisi ini pun dinilai bisa saja terjadi juga di Indonesia. Apalagi, saat ini pasokan batu bara untuk kebutuhan pembangkit dalam negeri dinilai terpangkas.

Dengan kondisi tersebut, Tumiran mengingatkan agar para pengusaha batubara di Tanah Air tetap menaati aturan kebijakan harga domestic market obligation (DMO) kepada PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Baca Juga: Harga batubara pecah rekor, ini sentimen pendorongnya

"Pengusaha jangan hanya bicara untung, tetapi juga memastikan ketahanan pasokan batu bara Tanah Air. Harusnya ada pemahaman bersama untuk kepentingan dalam negeri," ungkap Tumiran dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Kamis (7/10).

Dia melanjutkan, pelaku usaha sejatinya telah menerima keuntungan dari ekspor dengan meroketnya harga batubara. Untuk itu, idealnya ketahanan pasokan batubara jangan sampai terganggu.

Sebab jika krisis batubara terjadi di PLN, maka akan berimbas pada pasokan listrik nasional. Dampaknya pun akan meluas.

Tidak hanya ke PLN, tapi juga dirasakan ke para pelaku bisnis, industri hingga ke masyarakat. Defisit batubara di PLTU bakal mengganggu perekonomian nasional.

Dia menjelaskan, disparitas harga batu bara tidak selalu menguntungkan PLN, tapi juga pengusaha. Menurut Tumiran, saat harga batu bara di bawah US$ 70 per ton, BUMN tersebut tetap membelinya sesuai kebijakan DMO.

"Pas lagi untung bisa jual, bersyukur lah mereka.  Tapi jangan lupa untuk tetap memasok ke dalam negeri," jelas Tumiran.

Baca Juga: Harga batubara solid, saham-saham emiten tambang ini layak dicermati

Tumiran menambahkan, penetapan harga khusus batubara untuk kebutuhan pembangkit listrik di dalam negeri, menjadi bukti bahwa pemerintah mementingkan keterjangkauan harga energi di Tanah Air. Dengan harga listrik yang terjangkau, geliat ekonomi akan lebih terakselerasi.

"Batubara kan konsepnya jadi tulang punggung bantu harga kelistrikan kita," kata Tumiran.

Sekedar informasi, tahun ini pemerintah menargetkan raihan DMO sebesar 137,5 juta ton. Sementara itu, berdasarkan data Minerba One Data Indonesia (MODI) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), realisasi penjualan batu bara untuk kepentingan dalam negeri tercatat mencapai 63,47 juta ton sampai dengan Juni 2021.

Tumiran pun memprediksi meningkatnya harga batubara dunia diperkirakan tidak berlangsung lama.

Selanjutnya: Mengintip rencana spin-off PLTU tua PLN

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×