kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Harga bibit ayam terbang tinggi


Kamis, 05 September 2013 / 07:26 WIB
Harga bibit ayam terbang tinggi
ILUSTRASI. Pekerja melintas di depan layar indeks harga saham gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Reno Esnir/wsj.


Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Fitri Arifenie

JAKARTA. Bersiap harga daging ayam naik mulai bulan depan. Sebab, harga bibit ayam alias day old chicken (DOC) brolier melonjak hingga sekitar 150% dalam dua pekan ini.


Berdasarkan data Pusat Informasi Pasar (Pinsar), pada tanggal 24 Agustus lalu, harga DOC broiler masih sekitar Rp 2.500 per ekor. Namun pada tanggal 28 Agustus, harga DOC menjadi Rp 4.000 per ekor. "Per hari ini, harga ayam DOC sudah mencapai Rp 6.250 per ekor," ujar Hartono, Ketua Umum Asosiasi Peternak Unggas Indonesia kepada Kontan, Rabu (4/9).


Menurut Hartono, penyebab utama kenaikan harga DOC karena pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Hal itu berimbas kepada biaya produksi seperti biaya pakan. Penyebab lainnya adalah penurunan suplai DOC yang mencapai 20% karena perkiraan pasar tidak terlalu ramai. Akibatnya, suplai DOC lebih rendah dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.


"Harga DOC kelihatannya tergantung situasi dollar terhadap rupiah," kata Hartono. Jika rupiah terus melemah, ia memperkirakan harga DOC akan tetap tinggi sampai akhir tahun.


Namun harga DOC ayam petelur dan ayam jantan relatif tetap, masing-masing Rp 5.000 per ekor dan Rp 1.250 per ekor. "Karena itu kontraknya long term 2-3 minggu jadi harganya relatif landai," kata Hartono.


Don P Utoyo, Ketua Forum Masyarakat Perunggasan Indonesia (FMPI) menuding kenaikan harga DOC sebagai imbas dari nilai tukar. Selain harga pakan yang mengalami kenaikan 15% sampai 20%, pembelian bibit induk DOC juga menggunakan dollar. Konsekuensinya biaya produksi naik. Sebelumnya biaya produksi DOC mencapai Rp 3.800 per ekor, kini biaya produksi naik menjadi Rp 4.200 per ekor.


Meski kenaikan biaya produksi tak sebanding dengan kenaikan harga DOC, Utoyo mengatakan peternak ayam sedang menutup kerugian dari penjualan DOC sebelumnya. "Setelah lebaran kan DOC hanya dijual 50% dari harga produksi sehingga mereka rugi," kata Utoyo.

Ayam Rp 19.500/kg


Kenaikan harga DOC tentu akan berujung ke kenaikan harga daging ayam. Harga produksi ayam pada saat ini di luar DOC saat ini sudah sekitar Rp 12.500 per kilogram (kg). Biaya produksi ini baru meliputi biaya kandang, biaya pekerja, pemanas, sekam, pakan, obat-obatan listrik dan air.

Ditambah harga DOC dan keuntungan, harga ayam hidup pada saat ini menjadi sekitar 19.500 per kg, naik dari Rp 17.000 per kg.

"Rumusnya biaya produksi ditambah harga DOC dan keuntungan yang diambil," kata Utoyo. Sehingga, menurutnya wajar jika harga daging ayam di tingkat retail mencapai Rp 35.000-36.000 per kg. n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×