Reporter: Dani Prasetya | Editor: Edy Can
JAKARTA. Harga bahan baku baja melonjak tinggi pada semester satu tahun ini lantaran permintaan melonjak. Direktur Jenderal Industri Berbasis Manufaktur Kementerian Perindustrian Panggah Susanto menilai, kenaikan harga bijih besi ini seiring dengan perkembangan industri hilir berbasis baja.
"Booming-nya industri baja menyebabkan shortage makanya jadi naik," ucapnya, Kamis (11/8).
Kementerian Perindustrian mencatat, industri berbasis baja, besi, dan logam dasar memberikan kontribusi terbesar pada pertumbuhan ekonomi. Pada triwulan II 2011 industri tersebut tumbuh sebesar 15,48%. Menurut Panggah, kenaikan itu merupakan bukti adanya peningkatan konsumsi baja yang berakibat pada naiknya bahan baku pembuat baja.
Panggah menyatakan, konsumsi baja meningkat juga karena banyaknya ekspansi yang dilakukan perusahan. Selain itu, lanjutnya, pelemahan nilai dollar terhadap mata uang lain juga memberikan sinyal positif terhadap kenaikan harga bahan baku baja.
Direktur Pemasaran PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) Irvan Kamal Hakim membenarkan. Dia bilang, pelemahan nilai tukar dollar berimbas semakin banyak uang yang harus dikeluarkan untuk membeli bahan baku baja.
Tercatat pada semester I 2011 harga bijih besi melonjak sebesar 21% menjadi US$182 per ton dari periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar US$150 per ton. Lantaran permintaan yang tinggi diperkirakan bijih besi bakal naik tipis menjadi US$184 per ton pada semester II 2011.
Kenaikan juga terjadi untuk scrap yang pada semester I 2011 mencatatkan kenaikan sebesar 21% menjadi US$490 per ton dari periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar US$404 per ton. Irvan meramalkan, harga scrap bakal naik menjadi US$493 per ton pada semester II 2011. Prediksi harga itu naik 21% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang sebesar US$407 per ton.
Terakhir, produk setengah jadi (slab) pun baik 20% menjadi US$708 per ton pada semester I 2011 dari harga sebelumnya sebesar US$589 per ton pada semester I 2010. Harga itu bakal naik tipis menjadi US$715 per ton pada semester II 2011. Prediksi harga slab pada semester II 2011 itu naik 26% dari semester II 2010. "Kalau produsen baja tidak menaikkan harga jual dan berdampak pada marjin maka mau tidak mau bakal ada pengurangan produksi," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News