Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga daging ayam masih tinggi mencapai Rp 38.000 per kg di sejumlah pasar. Sayangnya, kondisi ini rupanya tak serta membawa berkah bagi peternak.
Sekjen Gabungan Organiasi Peternak Ayam Nasional (Gopan) Sugeng Wahyudi mengatakan, peternak tetap tidak merasakan manisnya kenaikan harga tersebut.
Sebab, sebelum ada kenaikan ini pertanak semapat merugi bahkan hampir bangkrut dampak dari penurunan produksi saat pandemi Covid-19 selama 3 tahun lalu.
Baca Juga: Pemicu Harga Daging Ayam dan Telur di Pasar Tetap Tinggi
"Kepemilikan ayam di kandang-kandang peternak mandiri saat itu jauh berkurang dan sekarang hanya tinggal 30% dari yang seharusnya. Untungkah peternak? ya untung tapi jumlahnya relatif sedikit dibandingkan dengan kerugian sebelumnya," kata Sugeng pada Kontan.co.id, Senin (26/6).
Bahkan, lanjut Sugeng, jika dibandingkan dengan kerugian sebelumnya, saat ini banyak peternak yang sama sekali tidak merasakan manisnya kenaikan harga daging ayam pun telur karena sudah tidak lagi berproduksi paska pandemi berlalu.
Sugeng juga turut mengomentari bahwa kenaikan harga daging ayam dan telur ini karena ada keseimbangan baru di industri peternakan ayam. Dimana ada naiknya harga pakan dan harga anak ayam.
"Jadi memeng betul naiknya ayam ini juga terjadi di kandang, karena ada keseimbangan supply dan demand," papar Sugeng.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News