Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Pada penutupan perdagangan di bursa komoditas CBOT (Chicago Board of Trade), harga kedelai berjangka sukses mencatat penurunan harga pada Senin (24/09). Bahkan, harga kedelai tersebut turun mendekati harga terendah dalam enam minggu belakangan.
Adanya kekhawatiran mengenai kondisi kawasan euro, dan adanya rilis data ekonomi Jerman yang lesu membuat investor kedelai kurang gairah. Akibatnya, harga kedelai mencatat penurunan.
Harga kedelai berjangka di CBOT untuk kontrak November turun sebesar 0.7% dan ditutup pada posisi US$ 16,10 per bushel. Sementara itu, harga minyak kedelai turun tajam dipicu naiknya produksi kedelai AS dan sentimen ekonomi yang tidak menguntungkan.
Minyak kedelai AS pengiriman Desember turun 1,8%. Kontrak bulan Januari 2013 turun 2,7% menjadi 9498 yuan per ton, setelah menyentuh level terendah sejak 6 Agustus. Di dalam negeri, harga kedelai dua pekan ini ada pada kisaran Rp 8.000 per kg, tetapi mulai Senin (24/9) harga kedelai turun menjadi Rp 7.700 per kg.
Harga kedelai terendah di dalam negeri sempat terjadi 5 bulan lalu, di harga Rp 5.600 per kg. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) menyebutkan, kemarin (24/9), harga kedelai di Surabaya telah turun Rp 47 per kg (0.65%) dan diperdagangkan pada harga Rp 7,238/kg.
Sepanjang tahun ini, harga kedelai sudah naik Rp 1.813 per kg atau naik 3.42% dari data harga awal tahun senilai Rp 5.425 per kg.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News