Reporter: Herlina KD | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Komoditas kopi nampaknya semakin mewangi. Harganya pun semakin melangit. Berdasarkan data Bloomberg, harga kopi arabika di bursa ICE untuk pengiriman Mei 2011 ada di level US$ 2,6885 per pound. Harga ini adalah rekor tertingginya sejak 14 tahun yang lalu. Penurunan pasokan kopi dari Brazil dan Columbia sebagai produsen kopi terbesar di dunia membuat harga kopi kian terdongkrak.
Wakil Presiden Direktur Price Futures Group Inc Jack Scoville seperti dikutip Bloomberg Kamis (17/2) pekan lalu mengatakan banyak produsen di Amerika Tengah dan Amerika Selatan yang tidak menjual stok kopinya. Cadangan kopi yang dimonitor bursa ICE New York juga melorot ke titik terendahnya sejak April 2000 lalu. "Permintaan pasar terlalu kuat, sementara pasokan sepertinya tidak akan mencukupi," ujar Scoville. Akibatnya harga terus merangsek naik.
Badan Meteorologi Brazil menyatakan musim kering di Brazil terus berlanjut. Akibatnya, panen kopi di Brazil diperkirakan akan melorot 30% ketimbang prediksi. Organisasi Kopi Internasional meramalkan, pasokan kopi internasional hanya akan sebesar 13 juta karung. Jumlah ini adalah stok terendah sejak tahun 1960 an.
Kenaikan harga kopi arabica ini sepertinya turut mengerek harga kopi robusta. Berdasarkan data Bloomberg, pekan lalu harga kopi robusta di Bursa NYSE LIFFE untuk pengiriman Mei 2011 ada di level US$ 2.305 per ton.
Sebelumnya Sekretaris Jenderal Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Rachim Kaitabrata menyatakan tahun ini produksi kopi internasional belum cukup menggembirakan. Karenanya, ia bilang harga kopi internasional masih berpotensi untuk kembali naik. "Produksi masih turun, sementara permintaan kopi dari tahun ke tahun terus meningkat. Ini membuat harga terus naik," ujarnya beberapa waktu lalu.
Kenaikan harga kopi internasional ini tentu saja akan mengerek kenaikan harga kopi di dalam negeri. Apalagi, produksi kopi nasional hingga tahun 2010 lalu juga masih rendah. Berdasarkan data Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Asosiasi Eksportir kopi Indonesia(AEKI) Lampung menunjukkan, hingga akhir tahun 2010, produksi kopi tidak melebihi 250.000 ton.
Sampai November 2010 lalu, produksi kopi baru tercatat 215.000 ton. Padahal, di 2009, produksi bisa mencapai 340.000 ton. Itu artinya, terjadi penurunan sekitar 26%. Selama ini, Lampung memberikan kontribusi sekitar 85% dari total produksi kopi nasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News