Reporter: Handoyo | Editor: Fitri Arifenie
JAKARTA. Harga kopra mulai bangkit. Dibandingkan dengan pertengahan tahun ini, harga kopra mengalami kenaikan 100% sampai 200%. Menjelang tutup tahun, harga rata-rata kopra di tingkat pabrik berada di kisaran Rp 6.000 per kilogram (kg). Di bulan Juli lalu, harga kopra di beberapa wilayah seperti Maluku dan Manado hanya Rp 2.000 sampai Rp 3.000 per kg.
Bila dibandingkan dengan kondisi tahun 2011, harga kopra ini masih lebih rendah. Dua tahun lalu, harga kopra sempat menyentuh level Rp 12.000 per kg.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan harga kopra mulai naik, yakni curah hujan tinggi di beberapa wilayah Indonesia dan topan Haiyan yang melanda Filipina. Sehingga, produksi kelapa menjadi terganggu. Filipina adalah salah satu produsen kelapa. "Kondisi hujan terus, maka petani mau menjemur di mana," ujar Donatus Gede Sabu, Sekretaris Jenderal Forum Komunikasi Perkelapaan Indonesia (Fokpi), Senin (9/12).
Sementara, di tingkat petani harga kopra lebih rendah ketimbang di pabrikan yakni di kisaran Rp 4.500 sampai Rp 5.000 per kg. "Harga ini juga tergantung dengan jarak transportasi pengiriman," ujar Donatus.
Meski lebih rendah dibanding dengan harga pabrik, menurut Donatus, harga yang diterima oleh petani cukup ekonomis. Idealnya, harga kopra di tingkat petani di atas Rp 4.000 per kg.
Menurut Donatus, dukungan pemerintah terhadap tanaman kelapa masih minim. Akibatnya, produktivitas kelapa tidak bisa maksimal. Saat ini, produktivitas tanaman kelapa rata-rata sekitar 20 sampai 30 butir per pohon per tahun. Padahal, bila di rawat dengan baik, produksinya dapat mencapai 100 butir hingga 200 butir per tahun. Total areal kebun kelapa di Indonesia mencapai 3,8 juta hektare (ha). Namun, dari luas lahan tersebut, banyak tanaman kelapa yang usianya sudah mencapai 30 sampai 40 tahun.
Sutardi Lili, Direktur PT Mangga Dua, produsen refined bleached deodorized (RBD) coconut oil atau minyak goreng mengatakan, saat ini suplai kopra untuk industrinya masih kurang mencukupi. "Kurang banyak," kata Sutardi tanpa merinci berapa banyak kekurangannya.
Kapasitas produksi RBD coconut oil Mangga Dua mencapai 100 ton per bulan. Untuk memproduksi itu, dibutuhkan bahan baku kopra 220 ton. Sumber bahan baku kopra sendiri biasanya didatangkan dari Lampung dan Kalimantan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News