Reporter: Merlinda Riska | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Masyarakat kelas menengah ke bawah tampaknya bakal semakin susah untuk memiliki rumah. Sebab, dua tahun terakhir, harga rumah rumah tipe 36 ke bawah melejit begitu tinggi, bahkan lebih tinggi dari rumah menengah dan atas.
Survei Harga Properti Residensial Bank Indonesia (SHPR BI) di kuartal III-2013 yang dilansir Divisi Statistik Sektor Riil BI menunjukkan, kenaikan harga rumah mungil ini tertinggi ketimbang rumah tipe menengah (di atas tipe 36 sampai tipe 70) serta rumah kelas atas (di atas tipe 70).
Setahun terakhir sampai kuartal III-2013 (year on year), kenaikan harga rumah tipe kecil sudah mencapai 18,49%. Bandingkan dengan kenaikan rumah tipe menengah di periode yang sama yang sebesar 12,81% atau rumah tipe besar yang cuma naik 9,27% setahun terakhir.
Kenaikan ini melanjutkan tren kenaikan harga tertinggi rumah kecil. Di kuartal I-2013, kenaikannya telah mencapai 16,16% yoy, lantas menjadi 16,71% di kuartal II-2013. "Selama lima kuartal terakhir, tren kenaikan harga rumah kecil merupakan yang tertinggi," tulis BI dalam rilis riset yang dilansir Kamis (7/11).
Bank sentral mendapatkan hasil ini setelah menyurvei ratusan pengembang di 14 kota besar di Indonesia, seperti areal Jabodetabek, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Medan, Manado, Makassar, Denpasar, dan beberapa kota besar lainnya.
Kenaikan harga bahan bangunan menjadi salah satu penyebab lonjakan harga rumah. Faktor lainnya adalah kenaikan upah pekerja yang mulai berlaku awal tahun ini, serta kenaikan bahan bakar minyak (BBM) subsidi.
Diana Gustiana, Direktur Utama PT Kreasi Pesona Mandiri, salah satu pengembang rumah kecil di Bandung mengakui, akibat imbas kenaikan harga BBM, harga bahan bangunan melejit 15% dari awal tahun ini. "Kami sulit menaikkan harga karena pemerintah sudah mematok rumah subsidi maksimal Rp 88 juta per unit," katanya ke KONTAN, Kamis (7/11).
Supaya tidak buntung, Diana menyiasatinya dengan memberi opsi bagi konsumen untuk menambah kelengkapan rumah. Misalnya, membuat tembok di belakang halaman rumah. Besar tambahan dana bervariasi, mulai Rp 5 juta sampai Rp 7 juta per rumah.
Lewat cara ini, Kreasi Pesona masih bisa mempertahankan margin bisnis 20% dari penjualan rumah tipe di bawah 36 itu. Tapi, mereka tetap berharap pemerintah bisa mengerek harga rumah subsidi menjadi Rp 90 juta sampai Rp 100 juta per unit.
Kepala Riset Jones Lang LaSalle Anton Sitorus memperkirakan, rumah tipe menengah lebih mendominasi kenaikan harga di tahun depan seirama pertambahan kelas menengah baru. "Rumah tipe ini akan mendominasi di atas 50%," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News