Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Cipta Wahyana
JAKARTA. Harga susu bubuk naik ke harga tertinggi di Selandia Baru akibat negeri itu dilanda kekeringan. Meski demikian, Nestle Indonesia, salah satu produsen produk susu besar di Indonesia, masih akan mengamati kenaikan harga susu di pasar global tersebut.
"Harga susu bubuk dunia, seperti halnya harga-harga komoditas lainnya, selalu berfluktuasi," kata Brata T. Hardjosubroto, Head of Public Relations Nestle Indonesia dalam keterangan tertulisnya kepada Kontan di Jakarta, Kamis (21/3).
Catatan saja, Selandia Baru merupakan negara produsen susu sekaligus eksportir susu terbesar di dunia. Salah satu perusahaan penghasil susu, Fonterra Cooperative Group Ltd menyebutkan, harga naik karena terbatasnya pasokan susu setelah kekeringan melanda wilayah peternakan sapi. Harga susu di Selandia Baru naik menjadi 5.313 dollar AS per metrik ton. Ini artinya harag susu telah memperharui rekor harga tertinggi sebelunnya di 4.958 dollar AS per ton yang tercapai pada 1 Maret 2011.
Produsen produk-produk susu Dancow, Bear Brand, dan Nestle Dancow Ideal tersebut akan terus mengamati setiap perkembangan dan perubahan harga beli bahan baku susu. Nestle Indonesia akan meminimalkan dampak kenaikan harga susu di pasar dunia dengan meningkatkan efisiensi operasional mereka.
Brata juga memberi catatan, harga susu segar lokal dipengaruhi oleh banyak faktor. Di antaranya harga pakan ternak, biaya produksi susu segar, persaingan, dan harga pasar dunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News