Reporter: Epung Saepudin | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Harga kebutuhan pokok masyarakat terus bergerak naik. Setelah gula dan minyak goreng, kini harga terigu ikut merangkak. Tentunya, ini menjadi kabar buruk bagi industri makanan ringan.
Akibat kenaikan bahan baku tersebut, para pengusaha mulai pikir-pikir untuk menaikkan harga jual roti alias bakery. "Ongkos produksi kami naik 10%," kata Chris Hardijaya, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Bakery Indonesia (APBI), Rabu (27/5).
Produsen terigu nasional mengatakan, lonjakan harga terigu ini dipicu tingginya harga gandum di pasar dunia. "Gandum itu hampir 100% impor dan harganya selalu mengikuti acuan harga internasional," ujar Natsir Mansur, Asosiasi Pengusaha Gula dan Terigu Indonesia (APEGTI) kepada KONTAN, Rabu (27/5).
Franciscus Welirang, Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) mengatakan, saat ini, terigu menjadi pangan alternatif setelah beras. Payahnya, kebutuhan biji gandum diimpor seluruhnya dari luar negeri. “Ketergantungan ini tidak menguntungkan Indonesia. Apalagi kebutuhan biji gandum Indonesia mencapai 5 juta ton tiap tahunnya,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News