Reporter: Handoyo | Editor: Fitri Arifenie
JAKARTA. Masa paceklik tidak hanya dialami petani, tetapi juga nelayan. Kini, nelayan mengeluh bahwa hasil tangkapan mereka turun drastis hingga 50% karena cuaca. Padahal, pada bulan-bulan ini seharusnya memasuki masa panen raya nelayan lokal.
Rendra Purdiansa, Kepala Departemen Perikanan Tangkap, Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) menjelaskan cuaca saat ini mengakibatkan gelombang laut yang tinggi sehingga nelayan kesulitan. Dampaknya, wilayah tangkapan ikan nelayan semakin menciut. "Yang mengalami dampak besar adalah para nelayan yang melaut di daerah perbatasan dengan Samudra Hindia," kata Rendra, Kamis (11/7).
Ia mencontohkan, nelayan dengan menggunakan kapal dengan kapasitas 30 gross tonnage (GT) biasanya mampu menangkap ikan hingga 22 ton. Kini, tangkapan ikan mereka hanya sekitar 10 ton sampai 11 ton.
Menurut Rendra, kondisi ini sudah berlangsung selama dua minggu terakhir. Makanya, ia berharap, Kementerian Perikanan dan Kelautan (KKP) segera membantu para nelayan dengan program pengembangan usaha perikanan tangkap (PUPI).
Tarmizi AJ, Ketua HNSI Anambas, Kepulauan Riau mengatakan, saat ini hasil tangkapan nelayan dengan kapasitas kapal 2 GT dan 3 GT hanya 10 kilogram (kg) sampai 25 kg per hari. Padahal, normalnya, nelayan mampu menangkap ikan berkisar antara 25 kg hingga 50 kg per hari. "Akibatnya harga jual ikan juga mengalami peningkatan," kata Tarmizi.
Di wilayah Anambas, untuk ikan jenis kakap dihargai Rp 40.000 sampai Rp 50.000 per kg dari nelayan ke penampung. Sebelumnya, harga ikan jenis kakap hanya dibanderol seharga Rp 25.000 hingga Rp 30.000 per kilogram.
Tahun ini, KKP menargetkan produksi perikanan tangkap hingga 5,6 juta ton. Sementara, nilai produksi perikanan pada tahun ini mencapai Rp 76,6 triliun atau naik 4,91% dibandingkan dengan tahun lalu yang sekitar Rp 73,01 triliun. Jenis ikan tuna, tongkol, cakalang dan kepiting merupakan komoditas unggulan perikanan tangkap nasional.
Untuk penguatan armada perikanan tangkap nasional, KKP memberikan bantuan kapal nelayan diatas 30 GT sebanyak 125 unit di 25 provinsi. Tak hanya itu, demi mencapai target produksi, KKP berencana akan membangun infrastruktur pelabuhan yang berlokasi di 46 daerah dengan nilai anggaran sebanyak Rp 1,8 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News