Reporter: Agung Hidayat | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Lonjakan permintaan alat berat di tahun 2018 diakui tidak bakal dapat menyamai pertumbuhan di tahun ini. Namun perusahaan distribusi alat berat, PT Hexindo Adiperkasa Tbk (HEXA) masih percaya diri dapat meraup pertumbuhan bisnis yang signifikan.
Djonggi Gultom, Direktur HEXA bilang secara rata-rata perseroan memproyeksikan pertumbuhan kisaran 15% dibandingkan dengan tahun fiskal kemarin. Beberapa proyek pemerintah dan swasta masih berlanjut di tahun ini serta bakal menyerap alat berat.
"Saya pikir infrastruktur masih berpeluang meningkat, apalagi pemilu sudah selesai, begitu pula dengan konstruksi," ujar Djonggi kepada Kontan.co.id, Rabu (3/7).
Selain itu sektor pertambangan juga masih menarik, seiring dengan naiknya harga komoditas minyak dunia juga bakal diikuti kenaikan harga batu bara.
Terkait batu bara, menurut Djonggi perusahaan masih melihat potensi di sektor tersebut, apalagi kebutuhan batu bara dalam negeri untuk menunjang kinerja pembangkit listrik semakin tinggi. Serta kebutuhan China dan ekspor ke negara lainnya masih tetap tinggi.
"Memang China tahan impor batubara yang kalori rendah, sementara dialihkan ke impor batubara kalori tinggi. Sedangkan permintaan dari India dan Eropa berpeluang meningkat," sebut Djonggi.
Satu-satunya yang diwaspadai perseroan ialah kondisi perang dagang ini yang mempengaruhi kurs, jika fluktuasi terlalu tinggi HEXA khawatir akan berimbas pada kekuatan daya beli dan penyerapan alat berat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
