Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proyek hilirisasi batubara menjadi gas atau dalam hal ini gasifikasi batubara menjadi Dimethyl Ether (DME) sebagai substitusi dari Liquified Petroleum Gas (LPG) akan diprioritaskan digarap oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Hal ini diungkap langsung oleh Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung, saat ditemui di kantornya, Jumat (12/3).
"Ini prioritas kita akan berikan kepada BUMN, kalau BUMN ada keterbatasan maka kita dorong akan ada joint venture BUMN dengan badan swasta," ungkap Yuliot.
Lebih detail, Yuliot bilang terkait perkembangan proyek hiliriasi ini diperlukan adanya komitmen di awal yang kuat sehingga tidak terulang kegagalan seperti kerjasama PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Pertamina (Persero) dan perusahaan Amerika, Air Products and Chemicals, Inc.
Baca Juga: Cocok untuk DME, Keekonomian Batubara Kalori Rendah Perlu Dipastikan
"Bisa komitmen di awal, kalau Air Product kemarin kan agak lama karena mereka minta ada jaminan penjualan pasokan. Pada saat mereka minta keputusan, kita agak terlambat. Jadi ini momentnya itu hilang," jelasnya.
Adapun, pengembangan DME dalam negeri sebelumnya telah diakui Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia masih terhalang kemampuan teknologi. Sehingga Indonesia akan bekerjasama dengan negara-negara yang telah mengembangkan DME terlebih dahulu.
Terkait hal ini, Yuliot bilang saat ini di dunia telah banyak negara yang memiliki teknologi terkait DME, yang kedepan menjadi pertimbangan adalah terkait efisiensi biaya dari kerjasama teknologi tersebut.
"Kalau teknologi kan cukup banyak sumbernya, kita bisa menggunakan teknologi Asia, dan bisa menggunakan teknologi Amerika atau Eropa. Kita coba lihat dari sisi teknologinya yang efisien," tambahnya.
Baca Juga: Menakar Efek Rencana Penyesuaian Tarif Royalti Minerba Terhadap Emiten Batubara
Yuliot juga mengamini bahwa batubara kalori rendah akan menjadi fokus sebagai bahan baku dari proyek DME ini, karena permintaan ekspor batubara kalori ini tidak terlalu banyak.
"Iya (kalori rendah)," kata dia.
Terkait DME, sebelumnya, Bahlil juga telah mengatakan usai rapat terbatas (ratas) dengan Presiden Prabowo Subianto terkait hilirisasi, di Istana Negara pada Rabu (05/03) akan ada empat tempat pengembangan proyek DME ini.
Keempatnya akan dibangun secara paralel di Kabupaten Muara Enim dan Ogan Komering Ilir (OKI) di Sumatera Selatan, Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan, serta Kabupaten Kutai Timur Kalimantan Timur.
Selanjutnya: Daftar 10 Perusahaan Tertua di Dunia yang Masih Beroperasi
Menarik Dibaca: Promo Superindo Hari Ini 14-16 Maret 2025, Kurma Golden Arabian Diskon 45%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News