kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.942.000   6.000   0,31%
  • USD/IDR 16.395   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.907   -61,50   -0,88%
  • KOMPAS100 997   -14,27   -1,41%
  • LQ45 765   -9,88   -1,28%
  • ISSI 225   -2,18   -0,96%
  • IDX30 397   -4,54   -1,13%
  • IDXHIDIV20 466   -5,69   -1,21%
  • IDX80 112   -1,62   -1,42%
  • IDXV30 115   -1,15   -0,99%
  • IDXQ30 128   -1,29   -0,99%

Hindari bising Jakarta, rumah bernuansa alam laku


Sabtu, 08 Oktober 2011 / 09:33 WIB
Hindari bising Jakarta, rumah bernuansa alam laku
ILUSTRASI. Pengunjuk rasa pro-demokrasi di Bangkok, Thailand. REUTERS/Chalinee Thirasupa


Reporter: Maria Rosita | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Dengan kehidupan perkotaan yang sibuk, muncul kebutuhan hunian yang bernuansa tempat tetirah atawa resort. Beberapa pengembang menawarkan perumahan bernuansa alam ini ke masyarakat menengah ke atas.

Salah satunya adalah PT Alam Sutera Realty Tbk, yang mengembangkan 3 klaster persis di pinggir telaga. Yaitu, Sutera Riviera, Sutera Telaga Biru, dan Sutera Danau Biru. Total area ketiganya, mencapai 40 hektare (ha), sedang luas telaganya sendiri 7 ha.

Manajer Umum Pemasaran Alam Sutera Erwin Tedjakusuma mengatakan, saat diluncurkan tahun 2009 harga tanah di sana Rp 7,5 juta per m². Seiring pembangunan tahap I ini, harga tanah sudah Rp 12,5 juta per m² atau melejit 67%. Kenaikan itu jauh lebih tinggi ketimbang klaster tanpa danau. "Klaster di luar kawasan harga tanahnya sekarang Rp 10 juta per m²," ujarnya, Kamis (6/10).

Nilai lebih hunian ini adalah pemandangan alam layaknya di kawasan wisata dapat dinikmati dari rumah. Erwin menilai, ada kebutuhan bertempat tinggal di kawasan privat dan tenang di Serpong. Apalagi setelah tiap hari terjebak macet di lokasi kerja.

Bahkan, sejumlah pembeli rumah Danau Biru tadinya bertempat tinggal di Pondok Indah dan Kebayoran Baru. Mereka mencari suasana yang tak kalah mewah dari Jakarta Selatan. Properti yang jauh dari keramaian ini menjadi hunian jangka panjang.

Dalam dua tahun setelah dikembangkan, unit rumah di Riviera dan Telaga Biru ludes. Sementara di Danau Biru baru terjual 15-20 unit rumah. Rumah-rumah itu siap huni tahun depan. Harga terendah setidaknya Rp 1,25 miliar.

Sinarmas Land, melalui PT Bumi Serpong Damai Tbk, mengembangkan perumahan The Avani. Dibangun di lahan seluas 50 ha, perumahan itu terdiri dari dua klaster yakni Nittaya dan Aleeka Devue.

Direktur Pengelola Strategi dan Pelayanan Sinarmas Ishak Chandra memastikan, perumahan mengusung konsep hunian tropis modern dengan nuansa resort. Di sekitarnya terdapat panorama sungai dan danau. Perumahan berlokasi di atas bukit sehingga penghuni bisa menatap 9 ha lahan hijau dengan aliran sungai di bawah. "Tak perlu menunggu waktu liburan kalau mau merasakan eksotisme resort," ujarnya berpromosi.

Bulan ini, pengembang mulai memasarkan 150 unit rumah di tahap I. Di klaster Nittaya, bangunan rumah berukuran 100 m² dengan harga Rp 700 juta-Rp 1 miliar. Sementara di Aleeka Devue, rumas ukuran 225 m² dibanderol mulai dari Rp 1 miliar.

Saat ini, harga tanah di The Avani berkisar Rp 3 juta-Rp 5,5 juta. Ishak optimistis, total 150 unit terjual habis saat peluncuran. Dus, ia akan memasarkan tahap kedua.

Ishak mengklaim, kenaikan harga jual kawasan dengan adanya resort jauh lebih tinggi. Ia memprediksi harga The Avani bakal melejit 100%. Jadi, kalau sekarang harga rumah mulai Rp 700 juta, tahun depan mendekat Rp 1,5 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×