kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.482.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.490   -65,00   -0,42%
  • IDX 7.496   -47,74   -0,63%
  • KOMPAS100 1.161   -10,37   -0,89%
  • LQ45 930   -7,66   -0,82%
  • ISSI 225   -1,75   -0,77%
  • IDX30 479   -4,07   -0,84%
  • IDXHIDIV20 576   -4,59   -0,79%
  • IDX80 132   -1,10   -0,82%
  • IDXV30 142   -0,97   -0,68%
  • IDXQ30 160   -1,14   -0,70%

Hingga November realisasi KUR capai Rp 12,07 triliun


Rabu, 22 Desember 2010 / 11:56 WIB
Hingga November realisasi KUR capai Rp 12,07 triliun


Reporter: Rizki Caturini | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Realisasi program Kredit Usaha Rakyat (KUR) hingga 19 November 2010 telah mencapai Rp 12,07 triliun. "Penyaluran KUR sebesar itu berasal dari debitur sebanyak 1,05 juta orang," ujar Neddy Rafinaldy Halim, Deputi Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha, kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RI Senin (19/12).

Angka itu terhitung telah mencapai target bawah KUR tahun ini sebesar Rp 12,11 triliun. Sementara, angka sebesar itu masih dibawah target atas KUR tahun ini sebesar Rp 18 triliun.

Asal tahu saja, saat ini pemerintah telah menaikkan batas atas penyaluran KUR kepada pelaku usaha mikro menjadi Rp 20 juta per orang. Tadinya, batas atas KUR hanya Rp 5 juta per orang.

Anggaran pembinaan minim

Selain KUR, pemerintah sejatinya memiliki beberapa program pembiayaan dan pembinaan kepada UKM. Namun, minimnya dana pembinaan dari pemerintah ditengarai menjadi salah satu faktor pelaku UKM di Indonesia sulit berkembang.

Para pelaku usaha kecil dan menengah selalu saja mengeluhkan sulitnya memperoleh modal untuk mengembangkan usaha. Neddy pun mengakui, dana pemerintah memang tidak banyak. Dalam tahun berjalan saat ini, anggaran pembinaan untuk pelaku UKM hanya Rp 833 miliar. "Padahal, kebutuhannya tak cukup Rp 1 triliun," ujarnya.

Agar lebih efisien, pemerintah mengundang para pelaku UKM ke pusat melalui asosiasi-asosiasi terkait untuk mendapat pelatihan dan pengarahan. Harapannya dengan begitu, kualitas produk UKM lokal bisa bersaing dengan produk impor, atau bahkan layak untuk ekspor.

Salah satu strategi yang sedang dijalankan pemerintah adalah dengan medorong pelaku UKM untuk menghasilkan produk ramah lingkungan yang menjadi perhatian dunia. Sebab, tuntutan produk yang tidak merusak lingkungan makin kuat dari tahun ketahun.

Memang saat ini produksi produk ramah lingkungan dari para pelaku UKM masih relatif sedikit. Public Affairs Senior Manager PT Carrefour Indonesia, Satria Hamid Ahmadi, mengakui, produk ramah lingkungan dari pemasok UKM yang masuk ke Carrefour baru sekitar 30%. "Padahal Carrefour Indonesia menjual sekitar 70% produk UKM dari sekitar 4.000 produk yang ada," ujar Satria.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×