Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Kementerian Badan Usaha Negara (BUMN) bergerak cepat menjalankan perintah Presiden Joko Widodo untuk segera merealisasikan pembentukan holding alia induk BUMN. Yang menjadi target pertama: menjadikan Pertamina sebagai holding BUMN energi.
Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan, Selasa lalu (12/4), ia telah membicarakan pembentukan holding BUMN sektor energi dengan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro. "Kami akan mengajukan Peraturan Pemerintah (PP)-nya," kata Rini, kemarin. (13/4). Pasca induk BUMN di sektor energi kelar, tiga induk BUMN jalan tol, BUMN pertambangan, dan BUMN keuangan akan menyusul.
Rini menyebut, PT Pertamina akan menjadi induk BUMN di energi. Dengan begitu, BUMN lain di sektor energi seperti PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) akan menjadi bagian Pertamina. "Kami masih akan pakai nama Pertamina. Pertamina akan memiliki saham PGN," jelasnya.
Agar rencana ini sukses, dalam waktu dekat, Kementerian BUMN akan melaporkan rencana ini ke DPR. Targetnya holding BUMN energi ini bisa terealisasi sebelum Hari Raya Idul Fitri, alias Juni 2016.
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengaku kalau Pertamina siap jika ditunjuk sebagai induk usaha BUMN energi. Apalagi, kata Dwi, Pertamina dalam setahun terakhir dirancang menjadi induk BUMN di energi.
Menunggu kepastian
Pertamina mengklaim sudah mempraktikkan bisnis sebagai holding di bisnis hulu (upstream). Hingga kini, semua operasional bisnis hulu dilakukan anak perusahaan seperti Pertamina EP, Pertamina Hulu Energi, dan Pertamina Internasional EP.
Ke depan, Pertamina akan membentuk anak usaha khusus kilang minyak. Bisnis kilang minyak Pertamina kini masih masuk dalam organisasi perusahaan alias unit bisnis. "Sebagai holding, Pertamina nanti lebih ramping, sederhana," jelasnya.
Pertamina kini menunggu kebijakan pemerintah atas pembentukan induk usaha ini. Sambil menunggu payung hukum kelar, Pertamina melalui PT Pertamina Gas akan melaksanakan sinergi dengan PGN. Bahkan, klaim Dwi, sinergi ini sudah dimulai sejak akhir 2015.
Kata dia, sinergi akan memberikan manfaat bagi kedua perusahaan gas, baik dari segi aset yang akan lebih besar dan kemampuan investasi yang juga akan lebih besar. "Selain itu harga gas juga diharapkan lebih baik (bagi konsumen)," jelas Dwi.
Berbeda dengan Pertamina yang panjang lebar mempersiapkan diri menjadi induk usaha, Direktur Utama PGN Hendi Prio Santoso memilih sedikit berkomentar. "No comment, saya belum dapat arahan dari Ibu Menteri BUMN," kata Hendi saat menghadiri perayaan HUT-18 Kementerian BUMN di kantor Pertamina Rabu (13/4).
Fahmi Radhi, Pengamat Energi dari UGM menyatakan, sebaiknya pembentukan holding BUMN di bidang energitersebut diawali dengan pengelompokan usaha, meliputi: minyak, gas, minerba, listrik. Setelah sinergi pada setiap usaha, pemerintah baru membentuk holding. "Adanya sinergisitas akan menciptakan efesiensi sehingga akan menguntungkan bagi konsumen dan masyarakat," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News