Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - Kendati sudah menyatakan niat baik untuk segera membayar tunggakan pemasok pada pekan depan, PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) yang membawahi Hypermart masih merasa terpojok lantaran kabar negatif di media sosial. Manajemen mengaku menyayangkan hal ini karena sudah membuka pintu seluas-luasnya bagi pihak-pihak yang bermasalah dengan pembayaran.
Danny Konjongian, Direktur MPPA mengatakan, dalam pelaksanaan operasional rutin menang bisa terjadi perbedaan interpretasi perhitungan komersial dengan sebagian kecil pemasok Hypermart. Namun, hal tersebut bukan berarti tidak bisa diselesaikan. Dirinya mengatakan, manajemen akan selalu mencari solusi bersama secara rasional, komersil dan berkeadilan sesuai dengan prinsip bisnis.
Saat ini, dirinya mengakui ada 33 pemasok dari 3.168 pemasok yang masih terjadi perbedaan perhitungan. Hal ini berkaitan dengan trading of terms (TOP).
Di luar itu, Hypermart tak memiliki selisih hitung dengan seluruh pemasok lainnya. Menurutnya, hubungan Hypermart dengan pemasok lainnya tetap kuat. Oleh karena itu, dia menyayangkan adanya pemberitaan di media sosial yang mendiskreditkan pihaknya.
"Kami menyayangkan dan menolak pemberitaan di sosial media yang berupaya mendiskreditkan kelompok usaha kami dengan tuduhan-tuduhan yang tidak akurat dan proporsional. Semuanya itu tidak akurat, menyimpang, dipolitisasi dan memberi pencitraan yang tidak benar," ujarnya dalam siaran pers, Sabtu (26/8).
Menurutnya, Hypermart merupakan grup hipermarket terkemuda di Indonesia dengan mengoperasikan lebih dari 289 gerai multi format dari Aceh sampai Papua. Perusahaan juga mempekerjakan lebih dari 12.700 tenaga kerja.
Dalam 12 tahun terakhir, perusahaan memiliki rerata pertumbuhan penjualan tahunan sebesar 37% yang didukung oleh 3.168 pemasok yang bertumbuh bersama dan menjalin kemitraan sejati.
"Bisnis Hypermart tetap kuat, solid dan berkomitmen untuk bertumbuh cepat dan berinovasi melayani cakupan geografis area Indonesia yang cakupannya begitu luas, potensial dan belum terpenuhi dengan layanan ritel kami," katanya.
Hypermart Merasa Didiskreditkan di Sosial Media
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News