kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

IA-CEPA berlaku, Kadin optimistis daya saing produk Indonesia meningkat


Jumat, 10 Juli 2020 / 19:49 WIB
IA-CEPA berlaku, Kadin optimistis daya saing produk Indonesia meningkat
ILUSTRASI. Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Rosan P Roeslani berpidato dihadapan peserta Rapat Koordinasi Kadin Indonesia di Jakarta, Selasa (5/11/2019). Rapat Koordinasi Bidang Agribisnis, Pangan & Kehutanan dan Bidang Pengolahan Makanan & Ind


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) resmi berlaku mulai 5 Juli 2020. Dengan berlakunya perjanjian dagang ini, Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Rosan Roeslani optimistis daya saing produk Indonesia semakin meningkat.

"Kita lihat banyak sekali asas manfaat yang kita dapatkan dengan IA-CEPA ini. Tentunya daya saing barang kita akan meningkat," ujar Rosan dalam konferensi pers, Jumat (10/7).

Salah satu penyebabnya dikarenakan seluruh bea masuk produk Indonesia ke Australia dipangkas menjadi 0%. Rosan pun mencontohkan tekstil sebagai salah satu produk yang akan lebih berdaya saing.

Menurut Rosan, sebelum IA-CEPA berlaku, tekstil terkena tarif 5% untuk masuk ke Australia. Dengan bea masuk 0%, tentunya produk Indonesia bisa bersaing dengan negara lain.

Dia juga mengatakan, dengan adanya kerjasama perdagangan antara Indonesia dengan Australia, maka akan ada kesetaraan antara Indonesia dengan negara lain yang sebelumnya sudah menjalin perjanjian perdagangan bebas dengan Australia.

"Jadi ini level playing fieldnya akan sama, dan ini akan membuat kita lebih baik," ujar Rosan.

Baca Juga: IA-CEPA, Mendag yakin defisit perdagangan barang Indonesia-Australia turun signifikan

Tak hanya itu, Rosan juga berpendapat, mengingat lokasi Indonesia yang lebih dekat dengan Australia, maka ini akan membuat biaya logistik bisa ditekan. Menurutnya, dengan begitu maka produk-produk yang dihasilkan Indonesia bisa lebih berdaya saing.

Dengan adanya hal ini, diharapkan Indonesia pun bisa meningkatkan ekspor barang ke Australia, sehingga defisit perdagangan barang Indonesia-Australia dapat ditekan.

Adapun, sepanjang 2019 defisit perdagangan barang Indonesia-Australia pada 2019 tercatat sebesar US$ 3,2 miliar, di mana total perdagangan barang Indonesia-Australia pada 2019 mencapai US$ 7,8 miliar dengan ekspor Indonesia tercatat senilai US$ 2,3 miliar dan impor sebesar US$ 5,5 miliar.

Lebih lanjut, Rosan juga mengatakan sebelum IA-CEPA resmi berlaku, Kadin pun sudah ikut dilibatkan dalam pembahasannya.

Menurutnya, pengusaha sudah kerap berkomunikasi dengan berbagai asosiasi dan industri untuk memberikan masukan bagaimana supaya perjanjian dagang ini bisa diimplementasikan dengan baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×