Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAP) menggandeng platform Beride untuk mendukung perencanaan pembangunan kota Jakarta. Lewat aplikasi ini, IAP akan menampung dan menyeleksi ide-ide yang masuk untuk bisa direalisasikan.
Beride adalah sebuah aplikasi yang memungkinkan semua warga Jakarta bisa untuk memberikan ide atau aspirasi untuk pembangunan kota. Ini mirip dengan aplikasi Qlue yang sudah ada saat ini. Bedanya, Qlue digunakan untuk melaporkan berbagai masalah atau keluhan atas masalah perkotaan.
Ketua IAP DKI Jakarta Dhani Muttaqin mengatakan pihaknya mendukung platform Beride karena dalam membangun Jakarta atau membuat rencana membangun kota yang kreatif perlu melibatkan masyarakat.
"Bukan hanya teknokrat atau planner saja yang bisa merencanakan atau memberikan perencanaan terhadap penataan kota terapi juga semua lapisan masyarakat. Mereka yang tinggal di lingkungan kota yang ingin ditata pasti lebih tahu kebutuhan daerahnya," jelas Dhani di Jakarta, Kamis (7/6).
Menurutnya, ide penataan kota tidak bisa hanya menunggu proyek-proyek pemerintah yang sdah dianggarkan tetapi juga menampung masukan atau ide dari masyarakat langsung. Sementara terkait pendanaan untuk merealisasikan ide-ide bisa dilakukan lewaat berbagai alternatif diantaranya diajukan untuk dibangun pemerintah, bekerjasama dengan swasta atau dengan skema crowdfunding (pendanaan komunitas).
Dalam kerjasama ini, IAP berperan untuk menyaring ide-ide yang masuk dari masyarakat yang dinilai lebih realistis untuk diimplementasikan. Misalnya dari ribuan ide yang masuk, nantinya IAP akan menjaring 10 ide yang paling menarik untuk kemudian diajukan apakah ke pemerintah, swasta atau crowdfunding untuk didanai.
Dhani melihat, platform Beride ini adalah suatu yang sangat baik diterapkan bukan hanya di koat Jakarta tetapi juga di kota-kota lain. "Ini bisa diterapkan bukan hanya di kota urban terapi juga di kota kecil sebagai wujud dari konsep smart city. IAP ada di 25 provinsi dan ide-ide masyarakat itu bisa kita jaring untuk kemudian bisa kita perjuangkan," jelasnya.
Perencanaan kota di era digital
Adanya disruptive di segala bidang termasuk perubahan-perubahan yang cepat dalam tata ruang membuat perlunya digitalisasi data-data dan proses dalam perencanaan tata ruang.
Dengan digitalisasi itu maka perencanaan kota bukan hanya dilakukan oleh pemerintah setempat lagi tetapi juga bisa melibatkan pihak lain yang memiliki kemampuan memadai.
Dhani mengatakan, IAP sudah berdiskusi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai dari Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan DKI untuk melakukan digitalisasi perencanaan tata ruang.
Digitalisasi itu berupa pemetaan data yang dilakukan setelah dibuatnya rencana tata ruang wilayah (RTRW) dan rencana detail tata ruang (RDTR).
Dhani berharap aplikasi-aplikasi yang sudah berkembang seperti e-government, e-monitoring, Qlue dan juga Plaform Beride yang akan dikembangkan akan mendorong perencanaan kota yang lebih baik.
Digitaliasi data-data juga semakin penting mengingat jumlah penduduk Indonesia yang hidup di perkotaan semakin meningkat. Tren urbanisasi sekarang itu bukan hanya masyarakat pindah dari desa ke kota, melainkan terdapat desa yang kemudian berubah menjadi kota, jadi desa yang mengkota jumlahnya sudah banyak.
Dhani mengatakan yang menariknya adalah ternyata desa yang mengkota tidak hanya terjadi di Pulau Jawa saja, tetapi juga terjadi desa-desa diluar Pulau Jawa. Bahkan kota-kota menengah di luar Pulau Jawa tersebut lebih berkembang dibandingkan dengan kota yang berada di Pulau Jawa. Dengan adanya perubahan tren ini Dhani mengatakan harus dipahami dengan seksama oleh para perencana kota.
Tren inilah yang kemudian menjadi dasar perencana dalam melakukan perencanaan kota untuk menghasilkan perencanaan dengan kualitas yang baik dan sesuai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News