kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

IISIA: Gempuran Baja Impor Gerus Pangsa Pasar Produsen Baja Domestik


Selasa, 19 April 2022 / 06:24 WIB
IISIA: Gempuran Baja Impor Gerus Pangsa Pasar Produsen Baja Domestik
ILUSTRASI. Baja


Reporter: Vina Elvira | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peningkatan impor baja masih terus terjadi hingga saat ini. Banjir impor baja ini dinilai akan terus menggerus pangsa pasar produsen baja domestik.

Asosiasi Industri Besi dan Baja Nasional/The Indonesian Iron & Steel Industry Association (IISIA) mengatakan, kondisi tersebut bisa terjadi lantaran produk impor malah mengisi pangsa pasar yang seharusnya masih dapat dipenuhi oleh produk dalam negeri.

Ketua Klaster Flat product IISIA Melati Sarnita mengatakan bahwa rata-rata utilisasi produksi industri baja nasional saat ini berada di level 50%, di mana angka itu masih jauh dari kondisi good utilization (80%), sebagaimana halnya di negara-negara produsen baja dunia.

Dia melanjutkan, data supply demand IISIA pun menunjukkan bahwa sebenarnya tidak terdapat kendala dalam kapasitas industri baja nasional untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik.

"Oleh karenanya, dengan kondisi di mana kapasitas produksi yang masih lebih besar dibandingkan dengan konsumsi, pemerintah perlu melakukan kebijakan investasi dan pengendalian impor baja yang tepat dengan memperhatikan kemampuan suplai produsen baja nasional," ungkap Melati, kepada Kontan.co.id, kemarin malam.

Baca Juga: Gunung Raja Paksi (GGRP) Terdampak Maraknya Produk Baja Impor

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), volume impor baja periode Januari-Februari 2022 tercatat sebesar 946 ribu ton. Jumlah ini masih lebih tinggi 7% dibandingkan periode Januari-Februari 2021 sebanyak 883 ribu ton (c-to-c).

Menurut pemaparan Melati, volume impor terbesar terjadi pada produk CRC/S sebesar 287 ribu ton, yang mengalami kenaikan 25% dari periode sebelumnya sebesar 230 ribu ton.

"Kondisi ini jika tidak disikapi tentu akan mengakibatkan pangsa pasar produsen domestik semakin tergerus dan dapat mematikan atau menghambat investasi yang telah, sedang, dan akan dilakukan," jelas Melati.

Adapun, konsumsi baja nasional pada tahun 2021 mengalami peningkatan sebesar 2,5% menjadi 15,5 juta ton dibandingkan tahun 2020 sebesar 15,1 juta ton.

Meski begitu, volume impor baja masih cukup tinggi dengan porsi impor mencapai 43% di tahun lalu. Sedangkan porsi suplai produksi nasional setelah dikurangi ekspor (net produksi) tercatat sebesar 57%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×