Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri mengungkap, alasan maraknya para pedagang pasar menjajakan produk impor di Tanah Air.
Abdullah menjelaskan, pasar Tanah Abang saat ini mengalami penurunan penjualan hingga 60% dibandingkan 10 hingga 15 tahun yang lalu. Menurutnya, ini disebabkan masifnya produk impor yang dinilai lebih murah ketimbang produk dalam negeri.
“Barang impor itu mulai masuk paling tidak ada dua, pertama barang dari China, itu lebih murah dan sangat update (dengan model produk terbaru),” ujarnya dalam Business Talk Kompas TV, Selasa (23/7).
Baca Juga: Ada Satgas Barang Impor, Ini yang diminta Industri Tekstil
Abdullah menuturkan, harga barang produk dalam negeri yang dijual semisal Rp 1 juta rupiah per buah, sementera produk buatan China bisa dibanderol hanya senilai Rp 100.000 per buah dengan mode yang sama persis.
Selanjutnya, barang yang didapatkan para pedagang memiliki model paling baru, di mana ini biasa didapatkan di Thailand maupun China.
“Nah karena yang disuguhkan beberapa tahun terakhir itu adalah barang-barang yang lebih murah dan lebih update, sehingga pasar lebih banyak permintaan itu, dan itulah yang sekarang membanjiri pasar Indonesia,” jelas dia.
Abdullah sempat menanyakan ke beberapa pedagang bahwa mereka mendapatkan barang tersebut dengan cara berbelanja langsung dari negara tersebut, sehingga para pedagang pun tak tahu apakah ini merupakan barang legal atau ilegal.
Baca Juga: Siap-siap, Satgas Barang Impor Ilegal akan Razia Gudang Besar
“Ketakutan mereka bahwa ini diterima ilegal, kalau barang ini benar ilegal dan disita mati kita. Kita dapat barang itu dari mana-mana modalnya, kalau itu harus disita dalam sehari menurut mereka kesulitan, sehingga ada kepanikan,” terangnya.
Lebih lanjut, Abdullah menambahkan, dalam beberapa hari kebelakang terdengar isu di media sosial adanya razia barang ilegal yang dilakukan oleh oknum petugas Bea Cukai ke sejumlah toko di Jakarta. Namun setelah melakukan pengecekan mendalam, ini merupakan video lama yang diunggah ulang dan tersebar di grup-grup pedagang pasar.
“Ini benar-benar dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News