kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

IKM, Startup Rekosistem Bidik Pengelolaan Sampah di Area Publik


Jumat, 23 Februari 2024 / 10:39 WIB
IKM, Startup Rekosistem Bidik Pengelolaan Sampah di Area Publik


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kepedulian akan isu lingkungan membuat Ernest Layman mendirikan startup Rekosistem.

Startup yang diluncurkan pada tahun 2021 ini bergerak di bidang pengelolaan sampah agar mengurangi timbulan sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA).

CEO Rekosistem Ernest Layman menjelaskan, tantangan pengelolaan sampah terbilang banyak mulai dari hulu, di tengah, dan hilir.

Meski begitu, masyarakat dapat berpartisipasi dalam mengurangi timbulan sampah di TPA. Salah satunya melalui Reko Waste Station.

Baca Juga: Ambil Cuan dari Pengolahan Sampah Yuk, Begini Tips dari Blu by Digital BCA

Reko Waste Station adalah fasilitas setor sampah daur ulang, dimana masyarakat dapat menyetorkan sampahnya dengan aplikasi Rekosistem.

Setelah dikumpulkan di Reko Waste Station, sampah tersebut dikirim ke Reko Hub. Reko Hub merupakan tempat pemulihan material agar sampah bisa terpilah sebelum disalurkan ke industri daur ulang.

Adapun sampah daur ulang yang diterima Rekosistem antara lain plastik, kaleng, kertas, kardus dan kaca.

“Kita menghindari sampah ini dibuang ke TPA dan dibakar sembarangan. Kurang lebih 10.000 sampai 12.000 karbon emisi yang bisa diselamatkan pada tahun 2023,” jelas Ernest, Rabu (21/2).

Baca Juga: Apa yang Dimaksud Pilah Sampah? Ini Warna Tong Sampah dan Cara Memilah Sampah

Dari sampah yang disetor, masyarakat mendapat insentif berupa poin yang dikonversi ke uang digital. Satu poin senilai dengan Rp 1.

Adapun setiap kilogram sampah daur ulang yang disetor, masyarakat mendapat 800 poin atau sama dengan Rp 800.

Saat ini, Rekosistem telah bekerjasama dengan uang digital dan e-wallet ada yang di aplikasi Rekosistem. Yakni Livinpoin Mandiri, Go-Pay, dan Astrapay.

Hingga saat ini, Rekosistem telah memiliki 40 waste station, 10 reko hub, dan 250 mitra – mitra pengelola sampah di Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Semarang.

“Kita sebulan kurang lebih 3.500 ton sampah yang kita kelola setiap bulan kurang lebih itu 30.000 rumah setiap hari diangkut,” ungkap Ernest.

Baca Juga: Startup Rekosistem Raih Pendanaan Rp 75 Miliar untuk Kembangkan Pengelolaan Sampah

Pasca memperoleh pendanaan sebesar US$ 5 juta yang dipimpin Skystar Capital pada Agustus 2023, Rekosistem membidik ekspansi di area publik yang terletak di ibu kota provinsi di Pulau Jawa, serta kota kedua, dan kota ketiga di setiap provinsi di Pulau Jawa.

Area publik yang dimaksud dapat berupa perumahan, gedung – gedung, dan fasilitas publik lainnya yang menghasilkan sampah.

“Kita dalam kurun sejak pendanaan kemarin sampai dua tahun ke depan kita menargetkan (mengelola sampah) dari 3.500 ton per bulan sampai jadi 20.000 ton per bulan,” terang Ernest.

Lebih lanjut Ernest mengatakan, upaya yang disampaikan Rekosistem untuk turut mendukung target pemerintah dalam menangani sampah. Hal ini seperti yang tercantum dalam Peraturan Presiden (Perpres) nomor 97 tahun 2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga.

Disebutkan dalam perpres tersebut bahwa target pengurangan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga sebesar 30% yang masuk ke TPA dan penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga sebesar 70% pada tahun 2025.

“Dengan hal ini kita mendorong proses pemilahan sampah dari sumber yang katanya sulit ternyata mudah, yang katanya tidak ada benefit, bisa ada benefitnya,” pungkas Ernest.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×