kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Impor batubara China dari Indonesia senilai Rp 20,6 triliun berlangsung 3 tahun


Kamis, 26 November 2020 / 14:33 WIB
Impor batubara China dari Indonesia senilai Rp 20,6 triliun berlangsung 3 tahun
ILUSTRASI. Kerjasama peningkatan ekspor batubara Indonesia dan China senilai Rp 20,6 triliun, berlangsung 3 tahun.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) menandatangani kerjasama untuk peningkatan ekspor batubara dari Indonesia ke China. Kerjasama ini ditandatangani antara APBI dengan China Coal Transportation and Distribution (CCTDA), Rabu (25/11).

Dalam kerjasama yang diteken Ketua Umum APBI Pandu Patria Sjahrir dan Liang Jia Kun dari CCTDA ini, kedua pihak bersepakat terkait pembelian kontrak batubara untuk tahun 2021, serta berkomitmen mengimplementasi isi kontrak tersebut. Adapun, jangka waktu kerjasama ini berlangsung selama 3 tahun. Kesepakatan tersebut bernilai US$ 1,46 miliar atau sekitar Rp 20,6 triliun.

Selain itu, dalam kerjasama antara APBI dengan CCTDA ini juga terdapat pembahasan lainnya. Seperti kesepakatan jumlah volume ekspor Indonesia ke China untuk tahun 2021. Dengan tidak membeberkan detail volume ekspor yang dimaksud, Pandu Sjahrir menekankan bahwa dalam pokok kerjasama, kuantitas target ekspor batubara dari Indonesia akan ditinjau setiap tahun.

Baca Juga: Ingin dapat royalti tambang hingga 0%, ini syaratnya menurut Menteri ESDM

Dia menyebut, dalam kerjasama ini juga diperlukan penetapan indeks harga yang dapat dinegosiasikan secara berkala sebagai harga acuan impor batubara ke China dari Indonesia. "Kesepakatan ini diharapkan memberikan manfaat bagi pelaku industri batubara dalam kepastian ekspor batubara ke Indonesia ke Tiongkok sehingga akan menjadi sentimen positif dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional Indonesia," kata Pandu secara tertulis kepada Kontan.co.id, Kamis (26/11).

Pandu pun menyampaikan apresiasi kepada pemerintah yang telah mendorong kerjasama perdangan dan investasi ini. Pandu menyebut, kerjasama ini penting bagi para produsen batubar auntuk menatap prospek tahun 2021 dengan lebih optimistis.

"Dengan kerjasama ini, produsen batubara nasional optimis menatap tahun 2021 meskipun pasar batubara global diperkirakan belum akan pulih sepenuhnya seperti di level tahun 2018-2019," sebut Pandu.

Sebagai informasi, kesepakatan tersebut dilaksanakan dalam acara “China-Indonesia Coal Procurement Matchmaking Meeting” yang diselenggarakan secara virtual dimana delegasi Tiongkok mengikuti acara tersebut di kota Nanning, Provinsi Guangxi. Sedangkan delegasi RI di Jakarta.

Acara tersebut dibuka oleh sambutan dari perwakilan kedua pihak. Takni Peng Gang, Direktur Jenderal Departemen Urusan Asia, Kementerian Perdagangan Republik Rakyat Tiongkok (RRT), kemudian sambutan dari Pemerintah RI disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.

Penandatanganan kerjasama antara APBI dengan CCTDA juga dihadiri oleh anggota APBI yang menjadi eksportir batubara ke RRT yaitu Adaro, Bukit Asam, Kideco, Indo Tambangraya Megah, Multi Harapan Utama, Berau dan Toba Bara. Turut hadir pula perwakilan dari Kedutaan RRT, serta CNCA (China National Coal Association) asosiasi pertambangan batubara Tiongkok yang juga telah menandatangani kesepakatan bersama APBI di Jakarta tahun 2019 yang lalu.

Langkah inisiatif dari APBI ini bertujuan untuk menyepakati kebijakan pasokan jangka panjang ekspor batubara. Selain itu juga untuk memfasilitasi para produsen batubara di Indonesia dengan pihak pembeli di RRT dan meningkatkan perdagangan bilateral kedua negara.

Menko Luhut menyambut baik kerjasama ini sebagai salah satu langkah dalam rangka pemulihan ekonomi Indonesia pasca dampak pandemi Covid-19. Luhut juga menegaskan bahwa Indonesia saat ini sedang menggalakkan program hilirisasi yang merupakan langkah maju untuk membantu perekonomian dan mendorong energi hijau.

"Sehingga kebijakan hilirisasi batubara ini dapat dimanfaatkan sebagai peluang investasi bagi investor dari Tiongkok yang dikenal sudah sangat maju dalam penguasaan teknologi pengolahan batubara termasuk gasifikasi," sebut Luhut.

Sementara itu, Duta Besar Berkuasa Penuh RI untuk RRT dan Mongolia Djauhari Oratmangun yang menjelaskan, berdasarkan data Kepabeanan Tiongkok, total ekspor Indonesia ke Tiongkok untuk produk Batubara, khususnya untuk HS 2702, HS 2701 dan HS 2704, untuk periode Januari – September 2020 mencapai US$ 4,9 miliar, menurun dibandingkan dengan total ekspor tahun 2019 dalam periode yang sama, sebesar US$ 5,8 miliar.

"Meskipun pada tahun ini terjadi penurunan diakibatkan oleh pelemahan permintaan akibat Pandemi Covid-19, yakin masih banyak peluang kerja sama Indonesia dan RRT di bidang batubara yang dapat digali dan terus dikembangkan," ungkapnya.

Selanjutnya: China bakal impor batubara dari Indonesia senilai US$ 1,46 miliar di tahun depan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×