Reporter: Bernadette Christina Munthe | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Meski kuota impor daging sebanyak 72.000 ton tahun ini habis untuk memenuhi kebutuhan daging selama puasa, Anda tak perlu khawatir, pasokan daging akan menghilang dari pasar. Pemerintah memastikan akan memperbesar kuota impor daging sapi beku tahun ini.
Kementrian Pertanian (Kemtan) sudah mengusulkan kuota impor daging bertambah menjadi 90.000 ton tahun ini. Harapnya, pasokan yang melimpah, harga daging tidak akan melonjak di pasar.
Prabowo Respatyo Caturroso, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kemtan mengatakan, kuota impor daging yang dipatok tahun ini, sebanyak 39.600 ton sudah terserap sepanjang Januari - Juni 2011. Pada bulan Juli - September ini, akan ada impor 28.000 ton. Itu artinya, daging yang tersisa hanya tinggal 4.400 ton. Padahal, Kemtan menghitung kebutuhan impor daging sapi pada bulan-bulan biasa sebanyak 7.000 ton per bulan.
Dengan demikian, setidaknya butuh tambahan kuota impor daging sapi 16.600 ton untuk mengamankan kebutuhan hingga akhir tahun. Apalagi, bulan November ada perayaan Idul Adha. "Biasanya kebutuhan daging sapi lebih besar. Jadi kuota impor kami usulkan digenapkan menjadi 90.000 ton agar aman," ujar Prabowo, Jumat (5/8).
Selain itu, penambahan kuota juga untuk mengamankan kebutuhan industri. Tahun lalu, realisasi impor daging sapi mencapai 120.000 ton.
Toh keinginan Kemtan tersebut masih harus dibahas lebih lanjut. Yaitu, di Kementerian Koordinasi Perekonomian pekan depan. Soalnya, Kemtan hanya bisa memberi rekomendasi. Surat Persetujuan Pemasukan (SPP) diterbitkan Kementerian Perdagangan (Kemdag).
Butuh lebih besar
Thomas Sembiring, Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Impor Daging Indonesia (Aspidi), bilang, tambahan kuota impor tersebut belum cukup. "Kuota 72.000 hanya mencukupi kebutuhan hingga Lebaran. Setelah itu bagaimana?" tanyanya.
Menurutnya, kebutuhan daging impor setelah Lebaran hingga akhir tahun sebanyak 25.000 ton. Maka, kuota impor daging harus diperbesar menjadi 97.000 ton. Ia bilang, lebih dari 50% daging impor untuk resto dan hotel yang membutuhkan daging berkualitas.
Donatus Hartono, Ketua national Meat Processor Association (Nampa) menbambahkan, kuota impor daging harus ditambah demi kelangsungan industri pengolah daging sapi, termasuk industri bakso yang perputaran dananya Rp 3,1 miliar per hari.
Produsen bakso biasanya mencampur daging impor dengan daging lokal agar hemat. Mengingat, di luar negeri, ada perbedaan harga untuk daging sapi di bagian tertentu. Daging impor bukan prime cut hanya Rp 40.000 per kg, sedang daging lokal harganya sama di semua bagian, Rp 70.000 per kg. “Bila kuota daging impor terbatas, produsen bakso rugi," kata Donatus.
Impor daging sapi akan ditambah
Bernadette Ch Munthe
JAKARTA. Meski kuota impor daging sebanyak 72.000 ton tahun ini habis untuk memenuhi kebutuhan daging selama puasa, Anda tak perlu khawatir, pasokan daging akan menghilang dari pasar. Pemerintah memastikan akan memperbesar kuota impor daging sapi beku tahun ini.
Kementrian Pertanian (Kemtan) sudah mengusulkan kuota impor daging bertambah menjadi 90.000 ton tahun ini. Harapnya, pasokan yang melimpah, harga daging tidak akan melonjak di pasar.
Prabowo Respatyo Caturroso, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kemtan mengatakan, kuota impor daging yang dipatok tahun ini, sebanyak 39.600 ton sudah terserap sepanjang Januari - Juni 2011. Pada bulan Juli - September ini, akan ada impor 28.000 ton. Itu artinya, daging yang tersisa hanya tinggal 4.400 ton. Padahal, Kemtan menghitung kebutuhan impor daging sapi pada bulan-bulan biasa sebanyak 7.000 ton per bulan.
Dengan demikian, setidaknya butuh tambahan kuota impor daging sapi 16.600 ton untuk mengamankan kebutuhan hingga akhir tahun. Apalagi, bulan November ada perayaan Idul Adha. "Biasanya kebutuhan daging sapi lebih besar. Jadi kuota impor kami usulkan digenapkan menjadi 90.000 ton agar aman," ujar Prabowo, Jumat (5/8).
Selain itu, penambahan kuota juga untuk mengamankan kebutuhan industri. Tahun lalu, realisasi impor daging sapi mencapai 120.000 ton.
Toh keinginan Kemtan tersebut masih harus dibahas lebih lanjut. Yaitu, di Kementerian Koordinasi Perekonomian pekan depan. Soalnya, Kemtan hanya bisa memberi rekomendasi. Surat Persetujuan Pemasukan (SPP) diterbitkan Kementerian Perdagangan (Kemdag).
Butuh lebih besar
Thomas Sembiring, Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Impor Daging Indonesia (Aspidi), bilang, tambahan kuota impor tersebut belum cukup. "Kuota 72.000 hanya mencukupi kebutuhan hingga Lebaran. Setelah itu bagaimana?" tanyanya.
Menurutnya, kebutuhan daging impor setelah Lebaran hingga akhir tahun sebanyak 25.000 ton. Maka, kuota impor daging harus diperbesar menjadi 97.000 ton. Ia bilang, lebih dari 50% daging impor untuk resto dan hotel yang membutuhkan daging berkualitas.
Donatus Hartono, Ketua national Meat Processor Association (Nampa) menbambahkan, kuota impor daging harus ditambah demi kelangsungan industri pengolah daging sapi, termasuk industri bakso yang perputaran dananya Rp 3,1 miliar per hari.
Produsen bakso biasanya mencampur daging impor dengan daging lokal agar hemat. Mengingat, di luar negeri, ada perbedaan harga untuk daging sapi di bagian tertentu. Daging impor bukan prime cut hanya Rp 40.000 per kg, sedang daging lokal harganya sama di semua bagian, Rp 70.000 per kg. “Bila kuota daging impor terbatas, produsen bakso rugi," kata Donatus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News