kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Impor kedelai Cargill merosot di bawah 100.000 ton


Rabu, 21 September 2016 / 09:44 WIB
Impor kedelai Cargill merosot di bawah 100.000 ton


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Indonesia masih mengandalkan kedelai impor untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri. PT Cargill Indonesia merupakan salah satu importir kedelai yang sudah memulai bisnis kedelai di Indonesia sejak tahun 1999. Bisnis ini dimulai berdasarkan perjanjian suplai jangka panjang dengan sebuah koperasi lokal berskala besar yang beranggotakan pabrik tahu dan tempe di Indonesia.

Meskipun sudah lama masuk ke bisnis kedelai dan telah memiliki pangsa pasar tersendiri, tapi pada tahun ini impor kedelai yang dilakukan perusahaan asal Amerika Serikat (AS) itu merosot dari tahun-tahun sebelumnya.

Bila dalam dua tahun terakhir, Cargill rutin mengimpor rata-rata 120.000 ton kedelai per tahun, tapi tahun ini diperkirakan impor kedelai akan lebih kecil dari angka itu. Padahal, Cargill sempat menargetkan impor kedelai tahun ini sama dengan tahun lalu yakni 120.000 ton.

"Saat ini kelihatannya impor kedelai kami akan di bawah 100.000 ton saja," ujar Corporate Affairs Director PT Cargill Indonesia Arief Susanto kepada KONTAN, Selasa (20/9).

Arief mengatakan penurunan impor kedelai Cargill karena pangsa pasar perusahaan ini untuk kedelai tidak berkembang. Artinya mereka selama ini hanya menguasai pangsa pasar kedelai di dalam negeri kurang dari 5%.

Ia mengatakan, dari sejarah perkembangan bisnis impor kedelai, Cargill memang tidak pernah mengimpor kedelai lebih dari 10% dari total pangsa pasar. "Jadi hanya rata-rata impor 10.000 ton per bulan," tambahnya.

Cargill selama ini memasarkan produk kedelainya langsung ke distributor kedelai baik itu yang koperasi maupun yang bukan. Sebab Cargill merupakan salah satu anggota dari Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo). Produk kedelai yang diimpor Cargill selama ini masih fokus dari AS karena Cargill merupakan perusahaan asal negeri Paman Sam tersebut dan lebih mengerti jaringan dan pasar di AS ketimbang dari negara lain.

Meskipun menjadi importir kedelai, tapi Cargill juga tidak menutup kemungkinan membeli kedelai lokal, kendati saat ini rata-rata produksi kedelai lokal masih rendah di kisaran 900.000 ton setahun. Namun sayang, Arief enggan menjelaskan sudah berapa banyak volume kedelai yang sudah diimpor Cargill hingga bulan September ini.

Kementerian Pertanian (Kemtan) memperkirakan produksi kedelai tahun 2016 ini bisa melonjak dari 900.000 ton menjadi 1,5 juta ton sampai akhir tahun. Kendati ada potensi kenaikan produk kedelai lokal, tapi Kemtan mencatat adanya defisit kedelai sebesar 42% karena kebutuhan kedelai dalam negeri pada tahun ini mencapai 2,59 juta ton. Artinya ada kekurangn kebutuhan sekitar 1,09 juta ton kedelai sampai akhir tahun nanti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×