Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia Investment Authority (INA) dan Silk Road Fund (SRF) mengumumkan penyelesaian transaksi investasi pada PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dan PT Kimia Farma Apotek (KFA) sebagai investasi pertama kedua pihak di industri kesehatan Indonesia pada hari ini (23/2).
Hal ini merupakan bukti keyakinan INA dan SRF pada Kimia Farma Group sebagai penyedia layanan kesehatan terintegrasi yang terkemuka di Indonesia.
Visi INA akan inklusi layanan kesehatan yang lebih baik di Indonesia sejalan dengan prioritas pemerintah dalam sektor kesehatan untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan bagi masyarakat.
Sektor kesehatan bersama dengan sektor infrastruktur dan logistik, digital, dan energi hijau dan transformasi Energi merupakan salah satu sektor utama yang menjadi fokus INA untuk membantu memaksimalkan potensi Indonesia dan mendorong pertumbuhan ekonomi pada masa depan.
Melalui portofolio layanan KFA yang beragam, yakni mencakup lebih dari 1.200 apotek, lebih dari 450 klinik dan laboratorium, INA siap untuk mendukung ambisi pertumbuhan KAEF, dan KFA menjadi mitra kesehatan nomor satu bagi masyarakat Indonesia.
Melalui penyelesaian transaksi investasi, INA dan SRF resmi menjadi investor strategis KAEF dan KFA dengan mengambil bagian atas penerbitan Obligasi Wajib Konversi (OWK) KAEF dan mengambil bagian 40% saham pada anak usaha KFA.
Baca Juga: Bakal Rights Issue, Kimia Farma (KAEF) Bakal Terbitkan 325 Juta OWK
Pada acara B20 Summit bulan November 2022 lalu, Ridha Wirakusumah, Ketua Dewan Direktur INA beserta Chairwoman of The Board of Directors SRF Zhu Jun, Direktur Utama Bio Farma (Persero) Honesti Basyir, Direktur Utama KAEF David Utama, dan Direktur Utama KFA Nurtjahjo Walujo Wibowo telah menandatangani Perjanjian Pengambilan dan Pembelian Saham Bersyarat (Conditional Share Subscription and Purchase Agreement) dan dokumen-dokumen transaksi lainnya.
Ridha Wirakusumah menilai, layanan kesehatan di Indonesia menawarkan peluang menarik bagi para investor, mengingat besarnya ukuran pasar dan kelas menengah yang tumbuh pesat di Indonesia.
"Melalui investasi ini, INA bertujuan untuk mengakselerasi akses layanan kesehatan di seluruh Indonesia, mengoptimalkan jaringan ritel dan saluran distribusinya, serta mempercepat digitalisasi sistem layanan kesehatan untuk mencapai segmen pasien dan pelanggan yang lebih luas," ujar Ridha dalam siaran pers yang diterima Kontan, Kamis (23/2).
Kesepakatan transformatif ini sejalan dengan tujuan INA untuk mencapai tingkat pelayanan dan kualitas kesehatan kelas dunia.
"Pengembangan sistem cakupan kesehatan universal telah memajukan hampir semua aspek rantai nilai industri layanan kesehatan di Indonesia, dan kami ingin menjadi pemain aktif dalam ekosistem tersebut," tambah Ridha.
Zhu Jun menambahkan, penyelesaian transaksi investasi ini menandai dimulainya tahap baru kerja sama antara SRF, INA, KAEF, dan KFA. Sebagai perusahaan penyedia layanan pada industri farmasi terintegrasi dan perusahan ritel farmasi yang terkemuka, KAEF dan KFA memiliki potensi besar untuk memberikan customer value yang berbeda dan layanan kesehatan yang lebih baik.
Dalam bekerja sama dengan mitra, SRF akan menyediakan sumber daya yang efektif untuk mendukung KAEF dan KFA agar keduanya dapat mempertajam keunggulan mereka dan menangkap peluang di industri kesehatan Indonesia yang menjanjikan dan berkembang dengan cepat.
"Kami berharap investasi ini menjadi proyek unggulan dari kerja sama antara China-Indonesia di bawah Belt and Road Initiative," tutur Zhu Jun.
Honesti Basyir menyebut, aksi korporasi ini menunjukkan spirit Bio Farma Group yang semakin fokus dalam mendukung perkembangan ekosistem kesehatan di Indonesia. Pencapaian ini sejalan dengan semangat dan arahan Menteri BUMN agar Indonesia menjadi negara yang berdaulat di sektor kesehatan. "Hal ini dapat terlihat dari apa yang sudah Kimia Farma lakukan," ujarnya.
Tak ketinggalan, David Utama bilang, rights issue KAEF dan upaya meningkatkan nilai KFA merupakan langkah strategis yang dilakukan untuk mendukung kinerja perusahaan, terutama untuk pengembangan industri kesehatan Indonesia.
"Kami turut optimistis, dengan menggandeng para investor strategis yaitu INA dan SRF akan meningkatkan performa Kimia Farma Grup ke depannya,” ujar David Utama.
Perjanjian ini merupakan bentuk lebih lanjut dari kemitraan yang lebih luas dan kerja sama jangka panjang antara SRF dan INA. Sebelumnya, pada bulan Juni 2022, INA dan SRF menandatangani Kerangka Kerja Sama Investasi (Investment Framework Agreement) untuk memfasilitasi kerja sama investasi keduanya di Indonesia guna meningkatkan kerja sama ekonomi antara China dan Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News